Hardys Bangun Bali Cultural Center Seluas 27 Hektare, Coco Group Target Melantai di Bursa 2020
Sabtu, 16 Maret 2019,
18:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Beritabali.com, Badung. Usai ditetapkan pailit oleh Pengadilan Niaga di PN Surabaya tahun 2017 lalu, pengusaha ritel Hardys Grup yang dikabarkan beralih menjajaki bisnis e-commerce, I Gede Agus Hardiawan akan berencana membangun usaha baru yakni kawasan budaya terpadu yang disebutnya, Bali Cultural Center (BBC) seluas 27 hektare di bypass Prof Mantra.
[pilihan-redaksi]
"Saat ini, baru ada seluas 15 hektare, jadi status 12 hektare masih pembebasan lahan," ujarnya saat menjadi pembicara di "Bisnis Retail, Peluang dan Tantangan 2019" yang digelar Hipmi Badung, Jumat (15/3).
"Saat ini, baru ada seluas 15 hektare, jadi status 12 hektare masih pembebasan lahan," ujarnya saat menjadi pembicara di "Bisnis Retail, Peluang dan Tantangan 2019" yang digelar Hipmi Badung, Jumat (15/3).
Konsepnya kawasan seluas 27 hektare tersebut akan serupa dengan konsep TMII, namun mempunyai kelebihannya terdapat suguhan masing-masing budaya di Indonesia yang terpadu dari mulai rumah adat, pakaian, suvenir hingga kuliner. Uniknya di tepat di tengah kawasan akan dirancang sebagai taman spiritual (spiritual park) Dewata Nawa Sanga.
Sedangkan pelaku usaha ritel dan hotel, I Nengah Natyanta cukup optimis melebarkan sayap dengan berupaya mendaftarkan Coco Group sebagai emiten di Bursa Efek dengan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) atau go public dan menargetkan pada 2020 mendatang sudah melantai di bursa. Pengusaha asal Karangasem ini prediksi saham bisnis ritel menjadi primadona dibandingkan sektor tambang, infrastruktur, properti, utilitas dan lainnya.
"Dengan status IPO nantinya ekspansi perusahaan akan merambah daerah di seluruh Indonesia," pungkas pria yang pernah bekerja sebagai tukang cuci dan pelayan di hotel tersebut. (bbn/rob)
Berita Badung Terbaru
Reporter: bbn/rob