search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kisah Pemulung
Kamis, 1 Agustus 2019, 08:14 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Lombok. Papuk atau yang disebut nenek Sahnun, 60 tahun, seorang pemulung di kota Mataram menjadi viral. Pasalnya, nenek sebatang kara tanpa anak, suami, maupun saudara ini menjadi pusat perhatian karena niatnya yang begitu mulia.
 
[pilihan-redaksi]
Menyumbangkan uang Rp 10 juta, dari hasil pekerjaan dia sebagai pemulung. Hebatnya lagi, nenek yang sempat lama memilih tinggal dan tidur di 'Sema' (kuburan) Hindu Karang Jangkong Mataram ini, rutin ber-qurban tiap perayaan hari Idul Adha. Namun bentuk qurban Papuk Sahnun kurun waktu lima tahun itu adalah satu ekor kambing.  
 
Dan kali ini dengan uang Rp 10 juta dari hasil dia memulung, setara dengan harga satu ekor sapi untuk disumbangkan ke masjid  Nurul Imanan Karang Jangkong. Ditemui saat memulung di kawasan jalan Panca Usaha Mataram, Papuk Sahnun terlihat sangat lusuh.
 
 
Perawakannya begitu mungil, dengan kondisi kedua telapak kaki tanpa beralaskan sandal. Pergelangan tangan kirinya nampak memakai beberapa karet gelang. Sementara jari tangan kirinya terlihat beberapa lembar uang Rp5.000, tergenggam erat. Sambil mengobok-obok bak sampah yang ada di depan Depot Bakso Mie Hijau, Sahnun mengambil satu per satu botol-botol plastik bekas air kemasan. 
 
Botol-botol itu sengaja dikumpulkan pemilik depot, untuk diberikan kepada papuk Sahnun. "Tiap hari dia ke sini ngambil botol-botol bekas. Memang sengaja saya kumpulkan di depan," kata Iwan, pemilik depot. 
 
Iwan sendiri mengaku benar-benar tidak menyangka, kalau Papuk Sahnun, pemulung yang selama ini rutin bertandang dan mengambil botol-botol bekas yang dia buang, adalah sosok yang belakangan ini menjadi viral. Iwan baru menyadari, ketika pihaknya melihat tayangan di salah satu tv swasta, tentang niat mulia papuk Sahnun ber-qurban Rp 10 juta untuk Idul Adha. 
 
 
"Benar-benar kaget kita, dia niatnya begitu besar untuk menyerahkan Rp.10 juta untuk Qurban. Salut saya," kata Iwan, seraya menjelaskan kalau Papuk Sahnun punya kendala tidak bisa berbahasa Indonesia. 
 
Pemulung yang mantan pembantu rumah tangga dan terlihat sangat lugu ini hanya paham bahasa Sasak. Uniknya, papuk Sahnun baru terdengar suaranya dan menjawab pertanyaan wartawan ketika disinggung soal uang. Walaupun menurut beberapa orang Sahnun tidak tahu nilai atau mata uang "Tokol (duduk,red), ara kepeng (ada uang)," kata Iwan, saat dijelaskan ada wartawan dan akan memberi dia uang. 
 
Saat ditawarkan makan dan akan dipesan makanan, Sahnun menolak. "Laun, laun (nanti, nanti, red)," kata Sahnun, sambil geleng-geleng kepala. Namun papuk Sahnun tidak menolak saat dibungkuskan makanan, dan bergegas pergi untuk melanjutkan kembali kegiatan memulungnya. Penuturan Iwan, kegiatan memulung Sahnun tidak hanya seputaran lingkungan Karang Jangkong, Mataram Mall atau Cilinaya. Tapi sampai ke Cakranegara dan Ampenan. Dengan jarak belasan kilometer, terus berjalan kaki tanpa memakai sandal.
 
Dikonfirmasi di tempat terpisah, Haji Moh Najamudin selaku Kepala Lingkungan Karang Jangkong, serta Hajah Handayani selaku Ketua Majelis Taklim Masjid Nurul Iman Karang Jangkong, membenarkan tentang keberadaan Papuk Sahnun di wilayah mereka.
 
"Dia bukan warga kami, tapi sudah kami anggap sebagai keluarga kami di sini," jelas Najamudin, yang mengaku terharu, heran, sekaligus salut, dengan niat mulia Papuk Sahnun.
 
"Coba bayangkan, kita-kita dengan penghasilan yang jelas begini, rasanya masih berat untuk berkurban sebanyak itu. Mengatakan diri tidak mampu, padahal untuk beli hp dengan harga sekian juta kita bisa, tapi untuk Qurban kita masih mikir," tutur Najamudin.
 
Najamudin yang pensiunan Dinas Kehutanan ini mengatakan, sosok Sahnun dengan bekerja mengumpulkan barang-barang bekas yang sudah tidak berguna bagi orang lain. Namun dengan niat tulusnya, dari barang bekas itu Papuk Sahnun justru bisa menyumbang Rp 10 juta untuk Qurban.
 
"Hebatnya tiap tahun papuk Sahnun ini rutin ber-qurban kambing. Dan kali ini Rp 10 juta itu kita setarakan dengan sapi," jelasnya. 
 
[pilihan-redaksi2]
Sementara keterangan Hajah Handayani selaku Ketua Majelis Taklim Masjid Nurul Iman, papuk Sahnun rutin menabung di perkumpulan ibu-ibu di Karang Jangkong ini. Melalui Hajah Ning selaku Bendahara Majelis Taklim, Sahnun rutin menyetorkan uang hasil memulungnya. Berapapun itu jumlahnya, Sahnun tidak pernah tahu karena nenek tanpa anak dan suami ini tidak paham dengan mata uang. Pihak Bendahara taklim akan mencatat, dan mengumumkan jumlahnya tiap kegiatan pengajian.
 
"Nah saat pengajian kemarin itu saat kita tanya mau diapakan uangnya ini karena jumlahnya lumayan banyak. Sahnun bilang untuk Qurban," jelas Hajah Handayani. 
 
Walaupun tidak percaya dengan jawaban Sahnun, namun karena sudah menjadi tradisi pemulung ini tiap tahun ber-qurban. Majelis Taklim Masjid Nurul Iman pun akhirnya menyetujui. Dan papuk Sahnun juga mengaku ikhlas karena sudah niat. (bbn/lom/rob)

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami