Asetku Telah Salurkan Dana Rp2 Triliun Kepada 700 Ribu Peminjam
Sabtu, 24 Agustus 2019,
15:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Asetku sebagai salah satu platform layanan Fintech P2P Lending yang telah terdaftar dan diawasi OJK layanan Fintech peer to peer lending (P2PL) Lending saat ini telah menyalurkan dana sebesar Rp2 triliun kepada lebih 700 ribu peminjam yang sebelumnya tidak memiliki akses.
[pilihan-redaksi]
Asetku optimistis angka tersebut akan terus meningkat diiringi dengan semangat literasi keuangan digital yang merata di seluruh daerah Indonesia. Hal ini terungkap saat Asetku mengadakan sosialisasi dengan tema “Jadi Pengguna Cerdas di Era Digital Finance” di Universitas Udayana, Bali pada Jumat (23/8/2019).
Asetku optimistis angka tersebut akan terus meningkat diiringi dengan semangat literasi keuangan digital yang merata di seluruh daerah Indonesia. Hal ini terungkap saat Asetku mengadakan sosialisasi dengan tema “Jadi Pengguna Cerdas di Era Digital Finance” di Universitas Udayana, Bali pada Jumat (23/8/2019).
Kegiatan ini merupakan kegiatan sosialisasi ke-11 yang dilakukan oleh Asetku setelah Medan, Bandung, Tangerang, Semarang, Jakarta, Palembang, Yogyakarta, Padang, Pekanbaru, Manado dan kini Bali. Dalam kegiatan sosialisasi ini, Jimmi Kharisma, Chief Risk Officer (CRO) Asetku berbagi kepada masyarakat Bali mulai dari mahasiswa hingga karyawan mengenai hal-hal yang perlu diketahui dan di pahami masyarakat sebelum menjadi pengguna jasa keuangan digital.

Jimmi mengatakan masyarakat perlu paham dan waspada sebelum menggunakan layanan keuangan digital. Pelajari dan pahami platform tersebut, dan yang terpenting adalah pastikan platform telah terdaftar hingga berizin OJK. Calon pengguna dapat melihat daftar platform yang telah terdaftar hingga berizin di situs resmi OJK. Platform-platform tersebut dapat dipastikan merupakan perusahaan legal yang keberadaannya di bawah pengawasan OJK. Sebaliknya, jika tidak ada maka perusahaan tersebut illegal.
Jimmi menambahkan, Fintech P2P Lending yang tidak berada di bawah pengawasan OJK tidak mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Platform tersebut bisa saja akses galeri bahkan kontak telepon. Itu lah mengapa kita perlu hati-hati dalam memilih platform jangan sampai menggunakan platform illegal.
Bagi platform yang telah terdaftar dan berizin wajib untuk mengikuti peraturan yang tercantum dalam POJK Nomor 77/POJK.01/2016 mengenai Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Termasuk juga akses-akses yang diperbolehkan bagi platform Fintech P2P Lending legal yaitu hanya camera, microphone, dan location.

“Apabila terdapat Fintech P2P Lending yang melanggar peraturan tersebut, akan diberikan sanksi bahkan pencabutan tanda terdaftar maupun berizin. Masyarakat juga bisa melaporkan apabila mendapati fintech ilegal kepada OJK ataupun kepada Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI),” ujarnya.
Selain paham dan waspada terhadap platform, calon pengguna baik peminjam maupun pemberi pinjaman juga perlu mengetahui kewajiban dan haknya sebagai pengguna layanan keuangan digital. “Kalau sudah minjam jangan lupa melakukan pembayaran. Peminjam perlu sadar bahwa itu kewajibannya sebagai peminjam. Jangan karena kemudahan proses pinjaman digital membuat peminjam jadi lupa akan kewajibannya”
Bukan hanya itu, pengguna juga perlu tahu betul kondisi dan kebutuhan keuangannya. Sehingga dapat memilih platform yang sesuai. Pengguna diharapkan dapat menghindari risiko-risiko dan memaksimalkan manfaat yang ditawarkan Fintech P2P Lending. Di Asetku, pengguna dapat mengembangkan nilai dana mengaggurnya (idle fund) dengan return rate 18% p.a – 22% p.a. Dana pemberi pinjaman akan disalurkan kepada peminjam berkualitas.
[pilihan-redaksi2]
Dalam upaya menyediakan peminjam berkualitas, Asetku menjalin kerjasama dengan beberapa marketplace. Dari kerjasama tersebut, Asetku dapat mengetahui tren transaksi; kuantitas transaksi hingga ketepatan, keberhasilan, dan kemampuan pembayaran calon peminjam.
Dalam upaya menyediakan peminjam berkualitas, Asetku menjalin kerjasama dengan beberapa marketplace. Dari kerjasama tersebut, Asetku dapat mengetahui tren transaksi; kuantitas transaksi hingga ketepatan, keberhasilan, dan kemampuan pembayaran calon peminjam.
“Double filter juga kami lakukan terhadap peminjam-peminjam marketplace untuk memastikan calon peminjam benar memiliki grade sangat baik. Jadi kemungkinan wanprestasi atau gagal bayar peminjam rendah. Untuk Asetku sendiri hingga kini tingkat keberhasilan pengembalian dana kepada pemberi pinjaman di angka 100%,” jelasnya.
Pilihlah platform Fintech P2P Lending yang memiliki tingkat keberhasilan bayar atau TKB90: 100% atau mendekati angka tersebut. (bbn/rls/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/rls