search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Dewan Pertanyakan Suntikan Dana Rp10 Miliar Perusda Dharma Santika
Selasa, 8 Oktober 2019, 20:30 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Perusahaan Daerah (Perusda) Dharma Santika Kabupaten Tabanan rencananya kembali digelontor modal sebesar Rp 10 miliar. Hanya saja dewan meminta Perusda mempresentasikan terkait kejelasan anggaran tersebut agar setelah digelontorkan terhndar dari kerugian. 

[pilihan-redaksi]
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Komisi III DPRD Tabanan AA Nyoman Dharma Putra alias Gung Baron. Menurutnya Perusda kembali diberikan modal sudah diusulkan ke Komisi III. Hanya saja itu sebatas pengusulan belum ada presentasi. 

"Digunakan untuk apa, akan bagaimana dana itu belum ada dipresentasikan. Itu masih sifatnya gelondongan," katanya, Selasa (8/10).

Terkait itu Gung Baron meminta Perusda mempresentasikan kejelasan anggaran tersebut.  "Kami meminta Perusda untuk presentasikan, segera akan koordinasi dengan BUMDA," ujarnya 

DPRD Tabanan pasti akan memberikan dukungan selama penggunaan anggaran penyertaan modal memberikan keuntungan bagi Perusda dan memberikan kontribusi PAD. "Kalau ada keuntungan Pemda tentu akan didorong, kalau rugi untuk apa?" tanya Gung Baron. 

Gelontoran dana Rp 10 Miliar dari Pemkab Tabanan, menurut Direktur Perusda Dharma Santika I Putu Sugi Darmawan akan digunakan untuk permodalan beras ASN. 

[pilihan-redaksi2]
Kebutuhan beras ASN perbulan mencapai 125 ton, yang tentunya Perusda bisa menyerap gabah petani yang ikut program gerbang pangan serasi (GPS) dalam bentuk beras sehat dengan asumsi pembelian Rp 7,2 miliar per enam bulan. 

"Jadi bisa beli tunai tidak ada istilah bon untuk pembelian ke petani, dan kami pastikan akan menggandeng Perpadi, jadi tidak sampai mematikan Perpadi," terangnya. 

Dimana selama ini karena modal terbatas, maka permintaan untuk beras konvensional masih dibatasi hanya 50 ton per bulan. "Permintaan beras merah juga mulai meningkat, minimal dengan fokus pada market beras sehat ASN, target tahun berikutnya bisa setor PAD, meski belum banyak," ujarnya. 
 

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami