search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
2 Buruh Proyek Hotel di Ubud Tewas Tertimbun Longsor
Sabtu, 12 September 2020, 13:05 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Proyek pembangunan hotel di Banjar Kutuh, Desa Sayan, Kecamatan Ubud memakan korban jiwa. Dua buruh proyek, Dominggus Gheru Kaka, 21, asal Lara Dimu dan Rafael Mone, 25, asal Paudawa, Desa Wai Taru, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, tewas mengenaskan setelah tertimbun longsor galian tanah, Jumat (11/9).

Informasi dihimpun, kedua korban beserta 4 pekerja lain melakukan galian tanah mulai pukul 08.00 WITA. Enam pekerja ini melakukan pekerjaan menggali tanah untuk pengecoran tiang beton ulang untuk penguatan dinding plataran. Dua korban tewas Domingus dan Rafael, bertugas menggali tanah menggunakan alat cangkul dan skop. 

Sedangkan 4 orang bertugas menarik tanah dengan menggunakan jerigen masing-masing, Goris Gheru Biri, Darius Kabubu, Aris dan Miten. Awalnya, ketika menarikan tanah pertama berjalan dengan lancar. Namun sekira pukul 09.30 WITA, saat penarikan tanah ke 20 kalinya galian proyek hotel yang dikerjakan oleh Surya Perdana Abadi ini tiba-tiba longsor. 

Dua korban ini langsung tertimbun reruntuhan tanah. Sementara 4 pekerja lain melihat temannya tertimbun dari atas. Melihat hal tersebut saksi Goris Gheru Biri dkk berteriak minta tolong pada teman buruh yang lainnya. Dengan alat seadanya, para buruh berusaha menolong korban yang tertimbun tanah menggunakan cangkul dan skop.

Pertolongan manual tersebut dilakukan hampir dua jam hingga akhirnya sekitar pukul 11.00 WITA, korban pertama Dominggus Gheru Kaka dapat dievakuasi dengan kondisi masih bernapas. Ketika itu, Unit Reskrim Polsek Ubud telah menerima laporan kejadian dan berada di TKP. Dengan menggunakan mobil patroli 942 Polsek Ubud, korban Dominggus dibawa ke RS Arisanti Mas Ubud guna mendapatkan pertolongan medis.

Sayangnya, nyawa korban Dominggus tak tertolong. Korban dinyatakan meninggal dunia setelah sempat mendapatkan Pertolongan medis di RS Ari Santi Mas Ubud. Dimana dari telinga kanan dan kiri keluar darah, dari hidung keluar darah, wajah lebam, dan diduga mengalami cedera kepala berat. Korban meninggal sekitar pukul 11.40 WITA. 

Sementara itu, sekitar pukul 11.45 WITA, BPBD Kabupaten Gianyar yang dipimpin oleh Danru Pande Sastrawan tiba di TKP untuk melakukan evakuasi bersama personil Polsek Ubud yang dipimpin oleh Kapolsek Ubud AKP I Gede Sudyatmaja. Tim melakukan evakuasi terhadap korban Rafael Mone yang masih tertimbun. Berselang 30 menit, pencarian korban dalam timbunan tanah akhirnya membuahkan hasil. 

Korban Rafael ditemukan sekitar pukul 13.15 WITA dan dapat dievakuasi oleh tim gabungan BPDB Gianyar dan Polsek Ubud. Korban Rafael ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia dan selanjutnya di bawa ke rumah sakit Ari Santi Mas Ubud menggunakan mobil ambulance PMI Kab Gianyar yang dipimpin oleh I Made Loka. 

"Iya, keduanya meninggal dunia," ungkap Kapolsek Ubud, AKP I Gede Sudyatmaja. 

Dijelaskan, korban Rafael ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan tidak ditemukan adanya luka-luka pada bagian luar tubunya. Kemungkinan korban meninggal karena kehabisan oksigen yang disebabkan karena terlalu lama korban tertimbun tanah sehingga sulit bernapas. 

Kapolsek Ubud, AKP I Gede Sudyatmaja mengatakan polisi sudah melakukan olah TKP. Diketahui, kedalaman tanah galian dari plataran kurang lebih 10 meter dengan diameter lubang 6 meter.

TKP merupakan tanah urug dengan tekstur sangat gembur ditambah pada malam hari turun hujan, sehingga tanah menjadi labil lalu tanah tersebut longsor dan menimbun dua korban buruh proyek. Saat ini, kedua jenazah korban masih dititip di RS Ari Santi Mas Ubud, menunggu dijemput oleh pihak keluarga.

Informasi yang dihimpun, lokasi proyek tersebut dulunya adalah areal persawahan. Untuk membangun hotel yang diatasnya juga dibangun rumah stil Bali, pekerja melakukan galian ke bawah tanah. 

"Di bawah ini, sudah ada bangunan 6 lantai," ujar seorang warga yang enggan namanya disebutkan. 

Pihaknya pun berharap proyek hotel ini diawasi betul, sebab kejadian tewasnya buruh di lokasi proyek turut membuat wewidangan wilayah setempat leteh. Terlebih, tewasnya dua buruh proyek ini terjadi tepat saat Kajeng Kliwon, Sukra Kliwon Sungsang atau Rahina Sugihan Bali.

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami