Mengenang Prof Gelebet, Sang Maestro Penjaga Arsitektur Tradisional Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Pakar arsitektur Bali, Prof Nyoman Gelebet telah berpulang pada Senin (2/11) lalu. Dunia arsitektur Bali merasa kehilangan sosok yang dinilai sebagai "palang pintu" penjaga arsitektur tradisional Bali.
Hal itu diungkapkan arsitek yang pernah menjadi muridnya di Jurusan Arsitek Universitas Udayana, Nyoman Popo Priyatna Danes pada Selasa (3/11/2020) malam. Pria yang akrab dikenal Popo Danes ini mengaku belum sempat mengucapkan belasungkawa kepada keluarga yang ditingalkan almarhum Glebet.
Mengenang almarhum, ia menilai beliau merupakan sosok yang memiliki kecintaan yang sangat besar dan kebangaan terhadap semua dasar-dasar budaya dalam arsitektur di Bali.
"Pak Glebet berkepribadian kukuh. Tentu dalam hal ini kita sangat beruntung karena beliau yang selalu mengingatkan kita apabila terjadi hal-hal yang tidak patut khususnya dalam arah-arah pembangunan di Bali," ungkapnya.
Dalam hal ini, lanjutnya, kita tentu merasa kehilangan karena beliau merupakan sosok senior dalam bidang akademis arsitektur di Udayana dan merupakan sosok yang senior dan disegani oleh semua kolega dan murid-murid beliau.
"Semoga ada pengganti-pengganti Pak Glebet untuk menanamkan semangat yang sama dalam menjaga sesuatu, terkait bagaiamana kita mempertahankan budaya arsitektur Bali yang adiluhung ini," harapnya.
Kendati secara jujur, ia tidak mengetahui secara detail karya-karya fisik Prof Gelebet, namun secara signifikan, terlihat dari warisan semangat yang tak nampak (intangible spirit) untuk menjaga budaya.
Menurutnya, lebih dari puluhan dan ratusan desain arsitektur yang terbangun dengan konsep arsitektur Bali saat ini, karena dikawal dengan baik dengan pemikiran-pemikiran sinergis dan kontstruktif oleh semua pihak yang terlibat dalam proses mewujudkannya.
Senada dengan Popo, salah satu murid Prof Gelebet, Prof Rumawan Salain mengakui tidak bisa seperti dirinya sekarang ini atas jasa Prof Gelebet. Menurutnya, almarhum Prof Gelebet boleh dikatakan seorang maestro karena beliau memahami, mengetahui dan mampu membaca Asta Kosala Kosali Bali.
Inilah yang menjadi warisan hingga saat ini dimana ratusan lontar dibukukannya dalam bentuk buku tentang Arsitektur tradisional Bali yang hingga saat ini dipakai sebagai acuan di perguruan tinggi seluruh Indonesia.
"Beliau sebagai akademisi, peneliti sekaligus praktisi Asta Kosala Kosali dan juga dengan sendirinya juga mengetahui Asta Kosalaning Dewa berkaitan dengan pembangunan tempat suci. Beliau pernah terlibat dalam pembangunan Pura Uluwatu, Pura Geger dan berkat kepiawaiannya beliau juga terlibat dalam masterplan Kawasan Nusa Dua. beliau ikut andil masterplan lanskap," jelasnya.
Jadi, lanjutnya Prof Gelebet tidak hanya ahli bangunan tradisional hingga tempat suci, beliau juga mahir dalam pembangunan fasilitas pariwisata. Bahkan lebih luas dari itu, menurutnya, beliau tidak hanya ahli di arsitektur tapi juga ahli tata ruang dan lingkungan, dan kebudayaan.
Di satu sisi, imbuhnya, karena sifat idealisme, integritas, memiliki prinsip yang sering tidak bisa ditawar, alamarhum menurutnya kadang agak kritis jika konsep bangunan tidak sesuai dengan aturan, seperti contohnya dalam pembangunan GWK.
"Saat itu beliau turun memprotes namun apa daya karena seorang diri jadinya kalah suara. Paling tidak beliau turut mewarnai pembangunan di Bali," sebutnya.
Kendati demikian, Rumawan mengungkapkan beliau sebenarnya tidak menolak perubahan tetapi bagaimana perubahan itu 'dikunyah' menjadi sebuah sajian menarik. Selain mewarisi buku arsitektur tradisional Bali, Prof Gelebet, kata dia juga berkontribusi pada prodi arsitektur di Universitas Udayana.
Selain mengunggulkan arsitektur Bali pada prodi arsitektur Unud, Prof Gelebet merupakan sosok berjasa dalam landasan kebudayaan yang merupakan visi dari rencana induk pengembangan Unud. Karena salah satu unsur kebudayaan itu terwujud dalam hal arsitektur.
"Untuk itu, saatnya kita bersama-sama menduniakan arsitektur Bali yang sudah memiliki ikon dan diperhitungkan di dunia internasional," tutupnya.
Reporter: bbn/rob