4 Pemuda di Jimbaran Tewas Usai Hirup Gas Beracun, Begini Kronologinya
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Empat orang pemuda yang sedang bekerja tewas setelah menghirup gas beracun di kerajinan warna kulit di ruko lantai 2 Jalan Danau Batu Raya, No. 49B lingkungan Taman Griya, Jimbaran, Sabtu (19/12) sekitar pukul 10.20 WITA.
Korban yang tewas yakni Boy Don Tambunan (43) selaku pemilik usaha kerajinan, Rivaldo Simangunsong, Ardi Silitonga dan Jaksa Napitupulu. Keempatnya tewas di lokasi setelah menghirup zat kimia yang keluar dari jerigen.
Sementara korban yang selamat dari kejadian yakni Daut dan Deni. Keduanya kabur dari ruko setelah mengetahui zat kimia itu mengandung racun mematikan.
"Kami waktu itu semua berada di ruangan lantai dua memproses kerajinan penyama warna kulit pada kerajinan kulit. Kerajinan itu menggunakan bahan kimia di dalam sebuah jerigen," beber Deni, pada Sabtu (19/12/2020).
Dijelaskannya, dalam melakukan proses kerajinan penyama warna kulit pada kerajinan kulit, salah satu dari korban yang tewas itu membuka membuka tutup jerigen. Tapi korban tidak mengenakan masker.
Sehingga, saat jerigen dibuka langsung muncul asap disertai bau sanggat menyengat. "Tak lama, teman kami yang membuka tutupan jerigen itu terjatuh dan pingsan," ungkapnya.
Pas kejadian, pemilik kerajinan Boy Don Tambunan sempat ingin menolong, tapi keburu terjatuh setelah menghirup zat kimia tersebut. Tapi Boy berusaha bangkit dan lari. Nahas setibanya di luar ia terjatuh dan pingsan.
"Saya dan Daud ketakutan setelah melihat bos dan temannya yang lainnya ikut pingsan. Kami berdua bergegas keluar dari ruangan," ungkapnya.
Lantaran ketakutan, Daud dan Deni akhirnya kabur. Namun karena kurang hati-hati saat berlari, keduanya terpeleset dari tangga rumah dan mengalami luka pada bibir. "Kami kira teman kami pingsan, tapi ternyata sudah meninggal. Boss meninggal di RS Bali Jimbaran," tutupnya.
Sementara salah seorang warga bernama Agung mengaku melihat ada teriakan minta tolong. Ia awalnya menduga telah terjadi kebakaran tapi tidak ada api.
"Kami tak berani mendekat lantaran belakangan diketahui bahwa ada bahan kimia yang bocor," ujar Agung di lokasi kejadian.
Terkait hal ini, Kapolsek Kuta Selatan Kompol Yusak Agustinus Sooai membenarkannya dan pihaknya sudah memasang garis police line di TKP. Ia juga mengatakan keempat korban meninggal akibat akibat keracunan gas beracun di tempat kerajinan tersebut.
"Diduga terjadi kebocoran gas saat proses kerajinan penyama kulit. Ada 4 korban yang meninggal," terangnya, Sabtu (19/12/2020).
Saat ini, petugas gabungan sudah mengevakuasi para korban ke rumah sakit. Polisi juga sudah memasang garis police agar warga tidak mendekat karena TKP masih menimbulkan bau gas menyengat.
"Kami masih menyelidiki asal gas beracun itu. Tim ident masih bekerja," tegasnya.
Reporter: bbn/bgl