search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kasus Wisma Atlet Viral, Virus Covid-19 Bisa Menular dari Hubungan Seks?
Minggu, 27 Desember 2020, 17:05 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/net

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Tanya: “Dok, kemarin lagi viral berita tentang seorang oknum perawat di Wisma Atlet Jakarta yang kedapatan berhubungan seksual sejenis dengan pasien Covid-19. 

Malah ada foto mereka berdua berhubungan seksual menggunakan APD. Kok bisa sampai terjadi seperti itu sih. Apakah virus corona juga bisa menular dari hubungan seksual? Atau sebenarnya ada pertanyaan lagi, bagaimana untuk melakukan hubungan seksual agar tidak tertular dari virus corona pengidapnya? Mohon dibahas. Terima kasih.” (Mike, 24, Depok)

Jawab: Saya juga sempat membaca dan mengikuti di twitter tentang kasus itu, tetapi tentang kejadian yang sesungguhnya, siapa yang melakukan, masih simpang siur. Malah disebutkan yang melakukan sudah diamankan pihak berwajib. Tentu saya tidak akan membahas sisi personal dan kejadiannya.

Sekali lagi, kita harus memahami dulu bahwa penularan virus Covid-19 ini memang sangat cepat antar orang yang positif ke orang lain melalui yang utama adalah lewat droplet, atau percikan air liur yang bisa terpercik saat batuk, bersin, bahkan saat ngobrol dalam jarak dekat. 

Karenanya kita sangat dianjurkan untuk jaga jarak paling tidak minimal 1-2 meter saat bertemu orang lain, dan wajib menggunakan masker. 
Nah, kemudian, apakah bisa terjadi penularan lewat hubungan seksual, beberapa jurnal terbaru menyebutkan kalau di samping pada droplet, virus SARS Cov2 ini juga terdeteksi ada antigennya pada feses.  

Tidak ada pada urin, juga belum terbukti jelas terdapat di cairan sperma dan cairan vagina. Jadi sesungguhnya saat berhubungan seksual pada orang kebanyakan dan terjadi kontak kelamin sehingga terpapar perpindahan cairan sperma dan cairan vagina, belum terbukti mengakibatkan penularan virus. 

Tetapi pada mereka yang melakukan hubungan seksual dengan melibatkan kontak kelamin dengan anus, bisa jadi pada laki-laki seks dengan laki-laki, atau pada laki-laki seks dengan perempuan tetapi melakukan variasi hubungan seks anal akan ada potensi penularan dari kontak feses dari pengidap Covid-19 yang masih aktif, apalagi ada aktivitas seksual yang disebut dengan “rimming” atau melibatkan kontak lidah dengan anus.

Dalam kasus yang sempat viral tersebut, andaikan itu memang benar, memang sangat disayangkan jika itu terjadi, terlebih memang jika salah satunya adalah memang pasien yang masih positif dirawat di ruang perawatan. Memang ada yang aneh dan tidak sinkron jika dilihat dari gambar yang beredar apakah benar salah satunya adalah pasien Covid-19, karena biasanya pasien yang sedang dirawat tidaklah mengenakan baju APD. 

Tetapi sekali lagi, jika kejadian itu benar terjadi dan ada hubungan seksual anal yang dilakukan, walaupun sudah mengenakan APD, tetap ada potensi penularan lewat kontak feses, jika kemudian kelamin lupa dibersihkan dan berlanjut dengan kontak kelamin dengan tangan dan tangan dengan mulut.

Lalu, bagaimana, apakah diperbolehkan untuk berhubungan seksual dengan pengidap Covid-19? Tentu saja sebaiknya, harus terbebas dari Covid-19, itu dulu yang dipastikan. Saat ini buat memastikannya gunakanlah uji swab PCR secara mandiri untuk memastikannya, jika negative, artinya sudah terbebas dari virus SARS Cov2, silakan saja berhubungan seksual seperti biasa. 

Kalau tidak yakin dan tidak melakukan pemeriksaan untuk mengetahui keberadaan virus dalam diri, bisa dengan menunda dulu untuk berhubungan seksual paling tidak dalam waktu 14 hari dan selama 14 hari tersebut lakukan pencegahan yang disiplin atau bisa melakukan karantina mandiri dulu. 

Ingat selalu, dibandingkan dengan hubungan seksual, justru jenis kontak seperti berciuman basah yang melibatkan kontak air liur justru berisiko lebih besar. 

Untuk pasangan yang berbeda jarak atau tidak serumah, bisa jadi karena belum menikah atau sedang terpisah karena pekerjaan, sangat disarankan untuk menunda dulu melakukan hubungan seksual secara langsung. 

Sebaiknya tetap tinggal di rumah. Dan ada pilihan lain untuk memenuhi keinginan seksual dengan pasangan melalui hubungan seksual jarak jauh, misalnya melakukan masturbasi sambil melakukan sex chat atau video call bersama pasangannya. Ini yang harus diperhatikan saat ini. 

Nanti, saat situasi pandemi sudah mereda dan situasi kembali normal, silakan saling bertemu dan melakukan hubungan  seksual seperti biasa. 
Terakhir, semoga pandemi Covid-19 ini bisa kita lalui segera. Tetaplah produktif dengan disiplin jaga jarak, hindari kerumunan, gunakan masker, dan rajin cuci tangan. dr Made Oka Negara, M.Biomed, FIAS

Reporter: bbn/oka



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami