Stigma Negatif Petugas Tracing, Penelusuran Kontak Covid-19 Dianggap Bisnis
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Untuk melacak penyebaran virus Covid-19 di masyarakat Dinas Kesehatan memiliki tim contact tracing yang saat ini tersebar di 10 kecamatan.
Kekuatan tim untuk melacak virus di masyarakat sekarang masih mencukupi tidak ada sampai kekurangan.
Kendatipun ada bantuan tim dari TNI dan Polri ikut melakukan tracing, hal tersebut adalah kolaborasi dan koordinasi di lapangan untuk mempercepat penanganan.
Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr Nyoman Suratmika menegaskan, tim contat tracing yang bertugas melacak masyarakat terpapar virus kondisinya aman. Artinya tidak sampai Kabupaten Tabanan kekurangan tim.
Ini karena Tabanan sudah mendapat bantuan 100 tenaga contact tracing dari pusat. Dimana setiap puskesmas dibagi 5 orang petugas tracing. “Sebelum kita dibantu oleh petugas dari pusat, kita sudah memanfaatkan tenaga surveilans seperti bidan desa dan petugas di kecamatan lakukan pelacakan,” tegasnya.
Dengan kondisi tersebut, untuk sekarang petugas yang melaksanakan tracing sudah terpenuhi dan sudah cukup. Jika pun ada kasus positif 1 orang di puskesmas, dan ditangani 5 orang petugas tracing maka sudah mencukupi.
“Kita sudah cukup sampai saat ini,” tegasnya.
Disinggung dengan adanya bantuan dari Polri yang ikut bertugas menjadi tracing, hal tersebut merupakan koordinasi. Bantuan ini pun disambut baik, sehingga akan mempercepat proses penanganan virus di masyarakat. Suratmika menambahkan selama ini petugas tracing yang bekerja di lapangan tak mengenal libur.
Begitu ditemukan pasien positif langsung bergerak turun melalukan contact tracing. Meskipun dalam bertugas selalu mendapat hambatan.
Hambatan yang biasanya didapat adalah karena banyak tersebar hoax, masyarakat menganggap virus Covid-19 rekayasa. Dan ini berimbas pada petugas tracing yang sering dibilang langkah contact tracing yang dilakukan adalah bisnis.
“Jadi petugas tracing ini sudah distigma negatif di masyarakat, namun mereka tetap bekerja karena sudah kewajiban,” tandas dr Suratmika.
Sementara itu kasus Covid-19 per tanggal 25 Februari 2021 masih tinggi. Per hari terjadi tambahan 28 kasus baru disertai dengan laporan 1 pasien Covid-19 meninggal. Pasien yang meninggal asal Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Tabanan ini memiliki penyakit penyerta asma bronkial.
Sebaran 28 kasus ini terjadi di Kecamatan Marga 4 kasus, Kecamatan Kediri 8 kasus, Kecamatan Kerambitan 2 kasus, Kecamatan Baturiti 7 kasus, Kecamatan Selemadeg 2 kasus, dan Kecamatan Penebel 1 kasus.
Koordinator Bidang Data Satgas Covid-19 Tabanan, I Putu Dian Setiawan menjelaskan sebaran 28 kasus baru ini terbanyak ada di Kecamatan Kediri, Marga, dan Baturiti. Pasien yang terpapar sudah mendapat penanganan dengan baik. Yang bergejala sudah dirawat dirumah sakit dan yang tak bergejala dirawat di hotel terintegrasi.
“Pasien yang terpapar masih dominan tambahan dari cluster keluarga,” tegasnya.
Menurutnya keluhan pasien yang terpapar Kamis (25/2) kemarin banyak mengeluhkan batuk dan demam. Sementara rentan usia yang terpapar mulai dari 1 tahun hingga 64 tahun.
“Kami masih imbau kepada masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan Covid-19 jangan sampai kendor dan lengah,” pesan Dian Setiawan.
Reporter: bbn/tab