search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Empat Mahasiswa Ciptakan Alat Pendeteksi Diabetes
Jumat, 12 Maret 2021, 15:15 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Empat Mahasiswa Ciptakan Alat Pendeteksi Diabetes

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Penyakit diabetes memang sering menghantui masyarakat Indonesia. Pola makan tak terkontrol membuat penyakit ini  banyak diderita oleh para lansia. Bahkan, saat ini tren diabetes dikalangan anak muda juga mulai bermunculan. 

Untuk mendeteksi penyakit spele namun mematikan ini, biasanya masyarakat melakukan pengecekan dengan diambil sampel darahnya. Namun, untuk mengetahui penyakit diabetes tersebut kadang membuat masyarakat ketakutan, karena harus berurusan jarum suntik.  

Empat mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang menciptakan alat pintar pendeteksi diabetes militus yang tidak menimbulkan rasa sakit serta bisa terhubung ke telepon pintar.

Salah seorang mahasiswa anggota peneliti alat pendeteksi Diabetes yang dinamai "Gluconov" tersebut, Diana Almaas Akbar Rajah, dalam siaran pers di Semarang, Kamis, mengatakan alat tersebut tidak akan menimbulkan luka di jari pasien seperti alat pengecek diabetes pada umumnya.

Selain Diana, alat tersebut juga diciptakan bersama tiga mahasiswa Program Studi Teknis Biomedis lainnya, yakni Annelicia Eunice Arabelle, Nadiya Nurul dan Tee, Kevin Tedjasukmana.

Diana menjelaskan Gluconov disusun menggunakan rangkaian spektrofotometri, Light Dependent Resistor, keping polikarbonat, dan motor dengan mikrokontroler.

Ia mengklaim metode ini memiliki akurasi hingga 95 persen.

"Dalam penggunaannya, jari tangan pasien diletakkan pada slot yang telah tersedia, kemudian akan mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang dimiliki oleh darah akibat dari paparan cahaya. Perubahan tersebut dihasilkan oleh pembiasan cahaya putih dengan keping polikarbonat," kata Diana dilansir dari ANTARA. 

Hasil pengukuran itu selanjutnya akan dikirim ke telepon pintar melalui jaringan wifi. Ia menyebut alat ini nantinya bisa digunakan secara global.

Ia menambahkan alat tersebut akan dijual dengan harga Rp370 ribu per unit, sementara aplikasi pengecek hasilnya bisa diunduh melalui play store.

Ia menuturkan Gluconov sempat menghasilkan penghargaan saat ditampilkan dalam ajang Asean Innovation Science and Entrepreneur Fair 2021.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami