Petugas Temukan 215 Kerangka Anak-Anak Pribumi di Bekas Halaman Sekolah
beritabali.com/ist/suara.com/Petugas Temukan 215 Kerangka Anak-Anak Pribumi di Bekas Halaman Sekolah
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Sebanyak 215 kerangka jasad anak-anak ditemukan di halaman bekas sekolah perumahan untuk anak-anak Pribumi Kanada.
Menyadur Al Jazeera, Sabtu (29/5/2021) ratusan kerangka anak-anak itu adalah siswa di Kamloops Indian Residential School di British Columbia yang ditutup pada tahun 1978.
Menurut Tk’emlúps te Secwépemc Nation, bahwa ratusan jenazah itu ditemukan dengan bantuan spesialis radar penembus tanah.
"Kami mengetahui di komunitas kami bahwa kami dapat memverifikasi," kata Kepala Tk’emlúps te Secwépemc Rosanne Casimir dalam sebuah pernyataan.
"Saat ini, kami memiliki lebih banyak pertanyaan daripada jawaban." jelas Rosanne Casimir.
Sistem sekolah perumahan Kanada, yang secara paksa memisahkan anak-anak Pribumi dari keluarga mereka, merupakan "genosida budaya".
Penyelidikan enam tahun mengungkapkan sebuah sistem yang sekarang sudah tidak berfungsi yang ditemukan pada tahun 2015.
Laporan tersebut menjelaskan bahwa siswa hampir 150.000 siswa kerap mengalami pelecehan fisik yang mengerikan, pemerkosaan, kekurangan gizi dan kekejaman lainnya.
Sistem sekolah tersebut biasanya dijalankan oleh gereja-gereja Kristen atas nama Ottawa dari tahun 1840-an hingga 1990-an.
Ditemukan lebih dari 4.100 anak meninggal saat bersekolah di asrama. Penemuan 215 anak yang terkubur itu diyakini tidak termasuk karena kematiannya tidak terdokumentasi.
Penemuan 215 anak tersebut terjadi di halaman yang dulunya merupakan sekolah asrama terbesar di Kanada.
Menanggapi temuan tersebut, Perdana Menteri Justin Trudeau mengungkapkan jika penemuan itu "menghancurkan hati".
"Itu adalah pengingat yang menyakitkan dari bab gelap dan memalukan dari sejarah negara kita." tulis Trudeau di akun Twitternya.
Pada tahun 2008, pemerintah Kanada secara resmi meminta maaf atas sistem sekolah tersebut.
The Tk’emlúps te Secwépemc Nation mengatakan pihaknya terlibat dengan petugas dan menjangkau komunitas asal yang anak-anaknya bersekolah. Mereka berharap mendapatkan temuan awal pada pertengahan Juni.
Dalam sebuah pernyataan, Ketua Regional Majelis Bangsa-bangsa British Columbia Terry Teegee menyebut menemukan kuburan semacam itu sebagai "pekerjaan mendesak".(sumber: suara.com)
Reporter: bbn/net