search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Susi Pudjiastuti Prihatin 22 Hari Kapten Philip Masih Disandera OPM
Rabu, 1 Maret 2023, 12:35 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Susi Pudjiastuti Prihatin 22 Hari Kapten Philip Masih Disandera OPM

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Bos maskapai penerbangan Susi Air, Susi Pudjiastuti mengaku prihatin pilot pesawat Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens masih disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Papua, sejak Selasa (7/2) lalu.

Beberapa hari ini kalau dihitung sudah dari kejadian penyanderaan dan pembakaran pesawat Susi Air ini sudah 22 hari. Kita semua prihatin, berduka," kata Susi saat konferensi pers, Rabu (1/3).

Kendati demikian Susi tetap berharap Kapten Philip bisa dibebaskan tanpa syarat.

"Kita semua prihatin, berduka, dan kita tetap berharap dan berdoa bahwa akhirnya pilot kita Philip Mark Mehrtens bisa dibebaskan tanpa syarat," kata Susi.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD sebelumnya mengungkap aparat keamanan hampir menyerbu kelompok itu. Tapi pihak Selandia Baru meminta agar tak ada tindakan kekerasan untuk membebaskan warga negaranya.

KKB meminta agar Kapten Philip ditukar dengan senjata api dan amunisi, sebagai syarat jika pemerintah ingin pilot asal Selandia Baru itu bebas. Mahfud lalu menegaskan pemerintah tak bakal mengabulkan syarat tersebut.

"Tidak mungkin, masak kita berikan senjata kepada pemberontak. Ada taktik dan strategi yang dilakukan aparat kita," kata Mahfud di Surabaya, Selasa (28/2).

Ia menjelaskan aparat keamanan terus berusaha membebaskan Philip. Mahfud mengatakan nyawa dan keselamatan pilot itu diutamakan.

"Kalau mau disergap bahaya itu. Kita sudah bicara untuk mengutamakan keselamatan pilot," jelas Mahfud.

Negara, jelas Mahfud, pasti menyiapkan langkah dan strategi untuk penyelamatan. Mahfud juga menuturkan Philip saat ini dalam kondisi sehat.

"Pokoknya kita menyelamatkan orang dulu. Tapi tidak mungkin kita ngasih, satu kemerdekaan, dua ngasih senjata, tidak bisa," imbuh dia.

Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkap sejumlah kendala dalam pembebasan Philip. Salah satu kendala yang dihadapi karena Kelompok KKB bercampur dengan masyarakat setempat.

"Pilot masih tetap kita usahakan dicari. Karena tentunya di dalam situasi seperti ini mereka ini kan bercampur dengan masyarakat, sehingga TNI juga harus hati-hati di dalam melaksanakan tugasnya untuk menyelamatkan itu," ujar Yudo di Jakarta, Senin (27/2).

Yudo menjelaskan operasi penyelamatan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu terus dilakukan dengan memaksimalkan prajurit yang berada di Papua dan tidak ada penambahan pasukan.

"Kita optimalkan prajurit yang berada di sana, karena yang kita hadapi juga bukan musuh yang tetap, kemudian bisa berhadapan, bukan. Jadi gerombolan yang tempatnya berpindah-pindah dan bersama sama dengan penduduk. Dan ini kan tidak mudah untuk mengambil dari penduduk ini," jelas Yudo.

Yudo menyebut tak ada target yang ditetapkan pihaknya dalam menyelamatkan Philip. Ia mengatakan TNI tidak ingin ada penduduk yang menjadi korban.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami