Bukan Nuklir! Ada Ancaman Mematikan Baru Landa Korut
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Korea Utara (Korut) jatuh dalam bahaya kelaparan yang kronis. Bahkan, kondisi ini diperkirakan akan memunculkan gelombang kematian di negara itu.
Beberapa ahli mengatakan negara itu telah mencapai titik terburuk sejak kelaparan tahun 1990-an yang dikenal sebagai Arduous March. Saat itu, ratusan ribu warga Korut meninggal dunia.
"Data perdagangan, citra satelit, dan penilaian oleh PBB, serta otoritas Korea Selatan (Korsel) semuanya menunjukkan bahwa pasokan makanan kini telah menurun di bawah jumlah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan minimum penduduk," menurut Lucas Rengifo-Keller, seorang analis riset di Peterson Institute for International Economy, kepada CNN, Minggu (5/3/2023).
Bahkan jika makanan didistribusikan secara merata, Rengifo-Keller mengatakan bahwa tetap saja banyak warga Korut yang akan mati kelaparan.
Pejabat Korea Selatan setuju dengan penilaian itu. Seoul baru-baru ini mengumumkan bahwa kematian akibat kelaparan terjadi di beberapa daerah di negara itu.
Meskipun ada bukti kuat, sulit untuk membuktikan klaim tersebut mengingat Korut sangat menutup diri.
Sebelum pandemi Covid, hampir setengah dari populasi Korea Utara kekurangan gizi, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB. Kemudian, tiga tahun isolasi akibat pandemi disebutkan telah memperburuk keadaan.
"Ada perintah menembak di depan mata (di perbatasan) yang diberlakukan pada Agustus 2020 ... blokade pada perjalanan dan perdagangan, termasuk perdagangan resmi yang sangat terbatas (sebelumnya)," kata Lina Yoon, seorang peneliti senior di Human Rights Watch.
Pemimpin Korut Kim Jong Un sendiri tengah mengadakan pertemuan Partai Buruh selama empat hari minggu ini untuk membahas pembenahan sektor pertanian negara itu. ia menyerukan 'transformasi fundamental' dalam memperkuat kontrol negara atas pertanian.
Yoon menyebut bahwa transformasi itu perlu terjadi jika pembatasan mulai dilonggarkan. Pasalnya, negara itu juga mendapatkan kebutuhan pangannya dari perdagangan internasional dengan China.
"Perbatasan Korut perlu dibuka dan mereka perlu memulai kembali perdagangan, mereka perlu membawa barang-barang ini untuk meningkatkan pertanian, serta mereka membutuhkan makanan untuk memberi makan orang-orang. Tapi saat ini mereka mengutamakan isolasi, mereka mengutamakan represi," tambah Yoon.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net