Pasukan Putin Pecah-Belah, Wagner Tangkap Tentara Rusia
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Pasukan Presiden Vladimir Putin di Perang Rusia dan Ukraina kini "pecah-belah". Keretakan makin terlihat antara tentara bayaran Wagner dengan tentara Kremlin.
Wagner bahkan dilaporkan menangkap seorang komandan Rusia. Dalam sebuah video yang diposting di saluran media sosial milik pemimpinnya Yevgeny Prigozhin, sebagaimana dimuat The Guardian Senin (5/6/2023), terlihat bagaimana komandan Brigade ke-72 Rusia Letnan Kolonel Roman Venevitin diinterogasi.
Ia memberi tahu telah memerintahkan pasukannya untuk menembak konvoi Wagner. Namun menurutnya, hal tersebut dilakukan saat mabuk.
Dalam rekaman yang menyerupai klip tawanan tentara perang, Venevitin juga mengatakan dia bertindak karena "ketidaksukaan pribadinya" terhadap Wagner. Ia kemudian meminta maaf.
Penangkapan ini terjadi persis setelah pekan lalu, Prigozhin menuduh tentara Rusia mencoba meledakkan anak buahnya. Padahal kala itu, Wagner tengah mundur dari kota Bakhmut, di Ukraina timur, yang jadi medan utama perang.
Bukan sama di situ, dalam update AFP Selasa (6/6/2023), Prigozhin juga kembali mengeluarkan pernyataan ketus ke pasukan Kremlin. Ini terkait klaim Rusia yang berhasil menggagalkan serangan balasan Ukraina, Senin-Minggu.
Ia mengatakan adalah sebuah mimpi ketika pasukan Putin mengatakan membuat kemajuan besar di Ukraina dan membunuh banyak pasukan Kyiv. Sebelumnya, meski Ukraina menegaskan kemenangan di sejumlah wilayah pertempuran Bakhmut, Rusia mengatakan telah menewaskan 1.500 lebih pasukan Zelensky dan menghancurkan 100 kendaraan lapis baja.
"Untuk menghancurkan satu setengah ribu orang, itu pasti pembantaian, dalam satu hari, lebih dari 150 kilometer (90 mil), pembantaian yang luar biasa," katanya.
"Fantasi liar," tegasnya lagi.
Ia malah menegaskan justru Ukraina-lah yang menang. Pasukan Rusia, katanya, perlahan meninggalkan wilayah Bakhmut, yang menurutnya "aib".
Prigozhin diketahui telah terlibat dalam pertengkaran publik dengan tentara reguler Rusia. Ia menuduh pimpinan militer Moskow tidak memasok cukup amunisi untuk anak buahnya.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net