Mencicipi Sate Serapah Beng Gianyar, Dulu Daging Burung Kini Beralih ke Ayam
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Penjual sate serapah di setra Beng, Jalan Patih Jelantik, sudah ada sejak tahun 1960-an. Dulu, yang dijual adalah daging burung kerkuak, namun kini daging yang digunakan sudah berbeda.
Penjual sate serapah, Ni Ketut Bagiani (40) atau Bu Jero, mengaku perubahan daging dilakukan oleh pendahulunya, mertua, karena belakangan ini sulit memperoleh daging burung kerkuak.
"Dulu banyak ada burung kerkuak. Dulu pakai burung," ujar Bu Jero.
Akan tetapi, lantaran jumlah burung yang sering di sawah itu makin sedikit, maka diganti dengan daging ayam. "Sekarang pakai ayam. Dagingnya juga lebih banyak," jelasnya.
Meski berubah daging, namun tata cara mengolah makanan dan bumbunya tetap sama. Sehingga cita rasa sate yang dijual tetap sama di lidah pembelinya.
Serapah sendiri adalah bumbu saur atau serundeng kelapa. “Saur ini terbuat dari kelapa tua yang dibakar dan itu ciri khas Gianyar. Banyak yang suka,” lanjut wanita yang beralamat di Banjar Sampiang, Desa Gianyar, Kecamatan Gianyar tersebut.
Dalam satu hari, Jero Bagiani bisa menghabiskan 500 tusuk sate ayam serapah dan buka di depan setra Beng pukul 09.00 hingga pukul 16.00. Biasa disajikan bersama tipat (ketupat). Harga satu porsi sate serapah lengkap dengan tipat dibandrol Rp 15.000.
Editor: Robby
Reporter: bbn/gnr