Kabupaten Lampung Barat Suguhkan Ngekhatting Kebayan di PKB ke-46
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Rekasadana (pergelaran) Seni Tradisi Pusaka Lama Masyarakat Adat Paksi Pak Sekala Bekhak, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI berlangsung adem dan syarat makna.
Gedung Ksirarnawa, tempat pergelaran seni itu menggema dengan lagu-lagu indah dan penuh pesan moral dari tanah Sumatera.
Suara Rebana, gendang berbentuk bundar dan pipih yang merupakan khas suku Melayu itu menghentak dengan tempo yang sederhana, terdengar sangat manis. Menari sambil menyanyi dengan iringan musik kreatif, sajian ini pun memikat.
Di tengah gemuruh lomba balaganjur remaja di Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya Bali, sajian seni tradsisi ini memiliki kekuatan memikat penonton.
Seni Tradisi Pusaka Lama ini disajikan oleh Sanggar Seni Bumi Sekala Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat, Jumat (21/6/2024) malam.
Kali ini mengangkat Ngekhatting Kebayan yang sesuai dengan tema PKB XLVI “Jana Kerthi Paramaguna Wikrama” harkat martabat manusia unggul.
Pergelaran seni ini yang dibina Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lampung Barat Pimpinan Anthon Cabara Maas (Radin Menang Betanding) ini dikemas dengan pola-pola lantai yang indah, pembabakan yang sangat teratur dan terukur.
Tak hanya itu, penata tari Ahmad Susantri, M.Sn & Rika Kurniawan dan penata iringan M. Randi Dimas Prayoga, S.Pd & Edhytia Rio Wirawan, serta penata rias Rika Kurniawan dan Joy juga penata busana, Ogi Pratama memiliki kesepahaman, sehingga sajian seni sangat manarik.
Anthon Cabara Maas mengatakan, sebuah kebudayaan, sejatinya merupakan kristalisasi pemikiran manusia dari hasil adaptasi, interaksi, pencarian, penjelajajahan, imajinasi, permenungan bahkan kadang-kadang penemuan coba-coba, "Ngekhatting" adalah satu dari sekian bentuk atau hasil seni budaya kuno di Lampung yang terwariskan sejak ratusan tahun silam.
Tradisi ini dilaksanakan pada saat dihelatnya tayuhan (pesta adat) di Bumi Sekala Bekhak Lampung Barat, dilaksanakan pada malam hari setelah dilangsungkannya pernikahan antara seorang Muli (Gadis) dan Mekhanai (Bujang), dihelat untuk melaksanakan perpisahan antara "kebayan" (pengantin) dengan para "Muli Mekhanai" (bujang gadis) dengan menggelar seni tradisi (ngekhatting).
Muli Mekhanai bergembira dan menari nyambai bersama, saling berpantun bersahut dan juga menjadi ajang saling kenal serta ajang mencari jodoh, kesedihan dan kegembiraan berbaur menjadi satu, terdapat juga pesan-pesan kepada kedua pengantin yang disampaikan dalam bait-bait syair lagu nyambai.
“Kekinian adalah sejarah yang berjalan, sebuah tradisi membangun. Maka tidak kalah pentingnya Ngekhatting akan membantu generasi muda dalam memahami berbagai nilai seni budaya masyarakat Lampung masa lalu, masa kini dan masa-masa mendatang,” ujarnya.
Pergelaran Ngekhatting Kebayan ini tidak hanya mempresentasikan sebuah bentuk seni budaya yang disikapi sebagai tontonan belaka, "Ngekhatting" diharapkan lestari dengan mengikuti arus perkembangan jaman, musik tradisi yang dikolaborasikan dengan alat musik modern.
“Lestarinya seni tradisi ini menjadi kebanggaan dalam menjaga harkat dan martabat untuk menciptakan manusia unggul di Bumi Sekala Bekhak Lampung Barat, maka pembayangan "ngekhatting" dimasa depan akan lebih nyata dan terbaca kemungkinankemungkinannya,” pungkasnya.
Editor: Robby
Reporter: bbn/aga