search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pengelola Penangkaran Penyu di Pantai Gianyar Sampaikan Keluh Kesah ke Dewan Gerindra
Jumat, 9 Agustus 2024, 17:43 WITA Follow
image

beritabali/ist/Pengelola Penangkaran Penyu di Pantai Gianyar Sampaikan Keluh Kesah ke Dewan Gerindra.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Persoalan terhadap kehidupan penangkaran penyu di pesisir pantai Gianyar menemui sejumlah persoalan. Dari abrasi hingga telur penyu dimangsa anjing.

Hal tersebut terungkap saat anggota DPRD kabupaten dan Provinsi dari partai Gerindra, I Gusti Ngurah Kapidada dan I Kadek Diana, melakukan kunjungan ke konservasi Penyu Saba Asri, di Pantai Saba, Blahbatuh, Gianyar. Kunjungan tersebut dalam rangka penyerapan aspirasi pada masyarakat pesisir. 

Ketua Konservasi Penyu Saba Asri, I Gusti Ngurah Padmanaba, mengatakan Konservasi Penyu Saba asri ini awalnya dikelola oleh perorangan. Namun untuk memperkuat pelestarian, kini dikelola oleh desa adat. 

Permasalahan selama ini dari kelompok konservasi yang berjumlah 40 orang tersebut adalah operasional, keberadaan anjing liar dan abrasi. 

"Abrasi sudah menghancurkan pagar permanen sisi timur yang langsung berhadapan dengan laut. Sampai saat ini kita belum bisa memperbaiki," ujarnya. 

Sementara operasional mencakup biaya pakan dan biaya pembelian telur yang mencapai Rp3 ribu per butir. Pembelian telur ini untuk apresiasi anggota kelompok yang bergadang selama 24 jam menunggu para penyu bertelur. 

"Kalau pagi hari kita cari jejaknya sudah tidak ada bahkan bisa lebih dulu anjing liar atau biawak yang memangsa telor tersebut," ujarnya.  

Menanggapi hal tersebut, Kadik Diana, mengatakan sangat mengapresiasi keberadaan kelompok konservasi penyu ini. Keberadaanya saat ini di bawah desa adat akan sangat membantu dalam penyaluran bantuan dari pemerintah. 

"Di Pemerintahan itu kan ada regulasi yang harus diikuti. Dengan keberadaanya di bawah desa adat akan mempermudah nanti bila ada bantuan atau ingin mengajukan bantuan. Sebab keberadaan penyu ini sangat dilindungi, dari seribu yang dilepas hanya bisa hidup satu penyu," ujarnya. 

Editor: Robby

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami