search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Otak Pelaku Pembunuh Masih Gentayangan
Senin, 14 April 2008, 07:26 WITA Follow
image

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Polisi masih menyimpan dua nama, pelaku pembunuh IB Anom Wijaya yang tewas mengenaskan di Jalan Cokroaminoto Denpasar. Itu terungkap dalam rekonstruksi yang berlangsung sekitar pukul 04.45 dinihari kemarin. Apakah dua nama itu untuk menutupi identitas otak pelaku ?

Rekonstruksi berjalan dari pukul 04.45, terletak di lokasi pembantaian IB Anom Wijaya di Jalan Cokroaminoto Denpasar, tepatnya di depan showroom Toyota Auto Mall Senin, 11 Februari lalu. Gelar rekonstruksi dipimpin Kasatreskrim Kompol Rendra Redita Dewayana Sik. Guna melengkapi berkas berita acara IB Anom Wijaya, penjaga loket terminal Ubung yang tewas dibantai preman, hingga 22 luka tusukan.

Rekonstruksi menghadirkan 3 tersangka, masing-masing Sugianto alias Momon, I Nyoman Kartika alias Datuk dan I Wayan Suyana alias Sinten. Dalam reka ulang kejadian dalam 18 adegan itu, ada keganjilan. Betapa tidak, ada dua pelaku misterius alias palsu keberadaannya. Diindikasi, 3 tersangka berupaya menutupi jadi diri tersangka yang sebenarnya dari incaran petugas. Paling mengherankan, tersangka Ahmad dan Husin, yang bertindak sebagai eksekutor utama, mengaku tidak mengenal dua pelaku buron. Sebelum rencana eksekusi terlaksana, keduanya dijemput di depan minimarket SE, Gatot Subroto.

”Mereka mengaku tidak kenal, tidak masalah. Kita lengkapi dulu berkas mereka bertiga (yang sudah tertangkap, Red), sambil menelusuri dua nama itu (Ahmad dan Husin ), benar tidaknya atau karangan,” imbuh Kapoltabes Denpasar AKBP Gede Alit Widana. Adegan pertama rekonstruksi, tersangka Momon yang menjadi sopir mobil Avanza DK 1793 FV membuntuti korban dari rumahnya di Banjar Balun menuju terminal Ubung. Korban berangkat kerja dengan mengendarai Mio DK 2248 FD.

Tiba di depan Gang Gelatik jalan Cokroaminoto, korban diserempet mobil pelaku. Ditabrak demikian, korban terjatuh dan terdindih sepeda motornya. Sadar dirinya terancam, korban perawakan tinggi besar memilih kabur. Melihat korban kabur, tersangka Ahmad (buron) dan Husin (buron), sigap mengejar. Pengejaran dibekali pedang yang diambil dibawah karpet mobil.

Seorang saksi melihat kejadian dan berusaha menolong korban. Semula dia menduga korban terjatuh karena tabrakan lalu lintas. Apa daya, manakala melihat orang membawa pedang mengejar korban, saksi mematung. ”Saat itu, saksi berada ditengah dan dilewati Ahmad dan Husin,” bisik petugas. Dikejar, sekitar 20 meter dari lokasi awal, IB Anom Wijaya terjatuh. Persis disebelah pohon, kiri showroom Toyota Auto Mall. Nah, ketika terjatuh, Ahmad dan Husin mengamuk, menebas korban dengan pedang. Tebasan mengenai kepala, badan dan punggung.

Hasil otopsi, jempol bagian kanan korban putus dan dari ujung pipi sampai kepala bagian belakang terbelah. Bagaimana peran tersangka Datuk dan Sinten ? Begitu melihat korban ambruk bermandikan darah, dua tersangka yang semula duduk di dalam mobil, keluar. Tersangka Datuk menebaskan pisau ke kaki kiri korban sebanyak dua kali. Sementara Sinten memukul paha dan betis korban dengan menggunakan potongan besi.Puas mencincang tubuh korban, gerombolan preman itu masuk ke mobil yang disopiri Momon dan langsung tancap gas. 

Reporter: bbn/sin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami