KPAD Bali Berharap Bantuan Australia
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Tingginya biaya uji lab resistensi ARV (Antiretroviral) terhadap Odha (orang dengan HIV/AIDS) menjadi kendala dalam penanggulangan HIV/AIDS di Bali. Guna sekali cek lab diperlukan dana mencapai Rp. 17.000.000-20.000.000. Peralatan cek lab resistensi ini juga belum tersedia di Indonesia. Salah satu Negara yang menjadi rekomendasi adalah Australia.
Komisi penanggulangan HIV/AIDS (KPAD) Bali berharap pemerintah Australia bersedia membantu para odha di Bali untuk memastikan resistensi ARV yang dialami para odha di Bali. KPAD Bali berharap adanya bantuan peralatan dari pemerintah Australia. Apalagi selama ini pemerintah Australia cukup rutin membantu Indonesia melalui AusAID.
Koordinator Program Komisi Penanggulangan HIV/AIDS KPAD Bali Ilyas Pawelloi ketika ditemui di kantor KPAD Bali, Senin (14/4) menyatakan bantuan peralatan uji resistensi akan lebih membantu para odha daripada harus membawa odha ke Australia. “AusAID untuk bisa mendatangkan alat tes resistensi, ketimbang harus mendatangkan orangnya kesana,” kata Ilyas.
Ilyas juga berharap Departemen Kesehatan segera menyiapkan obat pengganti ARV menyusul munculnya gejala resistensi ARV pada Odha. Khusus untuk kasus HIV/AIDS di Bali, Dinas Kesehatan Provinsi Bali sebelumnya memperkirakan kasus HIV/AIDS di Bali telah mencapai 4000 kasus. Sementara Data KPAD Bali menyebutkan kasus HIV/AIDS di Bali yang tercatat hingga Januari 2008 mencapai 1879 kasus. Dari 1879 kasus yang tercatat 1026 kasus diantaranya penularanya melalui hubungan seksual dan 630 kasus melalui IDU. Selain itu tercatat sekitar 116 penularan melalui homoseksual atau biseksual.
Reporter: bbn/sin