search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kisah Putus Cinta-nya Jero Wacik Termuat di Buku "JW"
Jumat, 27 Februari 2009, 16:19 WITA Follow
image

ilustrasi/google

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

jro wacikDalam soal cinta, ternyata Menbudpar Jero Wacik pernah sakit hati karena diputusin sang pacar. Padahal, Wacik maupun sang ibu sangat senang kepada pacarnya itu. Bahkan sang ibu sangat menggebu dan menyuruh-nyuruh anaknya agar cepat-cepat mengawini sang pacar setamat SMA.

"Ibu saya sangat senang, dan mendesak saya agar secepatnya nganten (kawin) setamat SMA," kata Jero Wacik saat menyinggung sekilas soal isi buku 'JW' (Jero Wacik) yang segera akan disebarluaskan ke peredaran umum.

Saat itu, Wacik mengaku sempat bingung. Pasalnya, dia masih ingin lanjut kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB), tapi dia juga sangat mencintai pacarnya. Dalam kebingungan sementara belum tamat SMA, tiba-tiba pacarnya 'berkhianat' yang
menikah dengan pemuda lain.

Sebagai pemuda yang memang mencintai kekasihnya, Wacik merasa terpukul. Desa Batur pun (asal Wacik) pun agak 'gempar'. Sejak sat itu Wacik sering merenung. Melihat hal itu, sang Ibu sangat was-was, khawatir sang anak bunuh diri. Maka, hampir setiap gerak Wacik terus diawasi sang Bunda. Maklum, Ibunda Wacik yang telah melahirkan 8 anak, hanya tinggal semata wayang yakni Jero Wacik sendiri.

Daripada sakit hati berkepanjangan, Wacik pun mengutarakan lagi keinginan kuliahnya ke Bandung kepada Ibunya. Di luar dugaan, ibunya sangat mendukung karena tak rela juga melihat anaknya selalu murung.

Untuk kuliah, Ibunya terpaksa menjual berbagai perhiasan emas seperti gelang, cincin dan sebagainya untuk biaya kuliah. Wacik pun tak terlalu menuntut banyak biaya. Yang dia pentingkan cuma biaya keberangkatan agar sampai saja di Bandung.

"Saat itu, yang terpikir bagaimana bisa sampai di Bandung," kisah Wacik yang alumnus SMAN 1 Singaraja ini. Prinsipnya, nanti setibanya di Bandung, dia siap mengais uang demi hidup dan kuliahnya.

"Ya, saya siap 'ngehkeh' seperti ayam," ujarnya berbinar-binar di hadapan sekitar 50-an tokoh, pejabat, praktisi pariwisata pada acara pembukaan Konvensi Bali Tourism Board (BTB), di Nusa Dua, Jumat (27/2). Dan memang, saat itu nama Jero Wacik cukup populer terutama di kalangan siswa SMA jurusan IPA lewat karya buku-buku pelajaran.

"Ya, semua ini sudah merupakan skenario Ida Sang Hyang Widi," kata Wacik. Artinya, bila saja dirinya jadi kawin dengan pacarnya setamat SMA, diyakini kisah hidupnya tidak seperti sekarang bisa jadi menteri. "Tapi, semua itu sudah diatur Sang Hyang Widi," ujarnya mengulang.


Menyinggung soal buku 'JW'-nya itu, Wacik mengaku ingin tersebar luas di masyarakat. Khusus dalam penerbitan buku ini, dia tak mencari untung. Untuk itulah, harganya disubsidi. Tapi belum jelas berapa harganya setelah disubsidi. Yang pasti, semua peserta yang hadir pada acara itu dijanjikan gratis.

Reporter: bbn/sss



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami