Perjalanan Seni ‘Charge Battery’ Wianta
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Seniman lukis Bali Made Wianta kembali terlibat dalam ajang pameran internasional bersama sejumlah pelukis lain bertajuk Awareness: Indonesian Art Today di Canvas International Art, Amstelveen, Belanda. Pameran yang berlangsung 6 Juni sampai 4 Juli 2009 itu akan dibuka oleh Duta Besar RI untuk Belanda Junus Effendi Habibie. “Selain hadir di pameran ini, saya menjadwalkan sejumlah kunjungan untuk mengisi waktu selama hampir sebulan di Eropa,” kata Wianta hari ini.
Seperti perjalanan ke luar negeri sebelumnya, Wianta menyempatkan diri mampir ke pusat-pusat seni budaya dan menghadiri aktivitas seni rupa kontemporer. Kata Wianta sebagai seniman dia senantiasa memerlukan penyegaran untuk melihat ranah seni rupa global paling mutakhir. Kegiatan seperti ini selalu dia agendakan sekaligus untuk “menambah isi otak” atau dalam istilah dia 'charge battery'. Muhibah Wianta kali ini juga berarti napak tilas perjalanan di negeri kincir angin serta kawasan di sekelilingnya.
Pada 1981 Wianta pernah residensi di Amsterdam untuk memberikan workshop tentang gamelan Bali di Troven Institute. Di tempat ini perangkat gamelan Bali sangat lengkap dan para mahasiswa antusias mempelajarinya. Wianta juga sempat pameran di kota tersebut pada 1993 bertema Culture of Indonesia. Setelah dari Belanda, ke Brussels, Belgia tempat dimana dia pernah mukim selama beberapa tahun sejak 1974. Wianta berniat merekonstruksi kembali perjalanan kesenimanan di kota ini, di mana pernah lahir sejumlah periodisasi karya selama tinggal dan bekerja di sana.
Dia akan melihat koleksi kolektor ternama di Belgia yang juga menyimpan karya Wianta. Kesempatan lain yang dinantikan adalah ke Luxemburg untuk melihat koleksi Josephine Charlotte, permaisuri Baja Luxemburg yang juga saudara kandung mendiang Raja Belgia Bouduin. Kebetulan Josephine merupakan salah satu kolektor yang mengoleksi karya Wianta. Perjalanan kali ini dimanfaatkan pula berkunjung ke Paris untuk melihat karya Wianta yang dikoleksi oleh ilmuwan politik dan ekonom Jacques Attali yang kini menjabat Presiden Bank Pembangunan Eropa. Mumpung di Paris dia akan berkunjung ke Museum Georges Pompidou, Louvre dan Museum Picasso.
Kemudian Wianta melanjutkan perjalanan ke Swiss yang pernah residensi selama enam bulan untuk menyelesaikan proyek seni Catur Yuga pada 1997 yang dipamerkan di Museum der Culturen Bassel. Pada kesempatan saat ini dia akan menonton art fair terbesar di dunia Art Basel yang dimulai tanggal 10-14 Juni. Setelah dari sana, menyaksikan pameran seni rupa yang sangat penting, Biennale Venezia di Italia. Wianta pernah mewakili Indonesia dalam Biennale Venesia pada 2003 dengan memamerkan karya Dreamland yang terinspirasi dari bom Bali 2002.
Wianta yang mendapat gelar professor dari Academico Internationale ‘Greci-Marino’ Italia pada 1996 itu akan singgah di Milano untuk melihat rancangan adibusana dunia. Dunia fashion tak asing bagi Wianta, karena sempat beberapa kali berkolaborasi dengan perancang busana terkenal dan model dunia. Di samping itu di akan menyempatkan ke Maranello, tempat pameran Wianta saat meramaikan perayaan 60 tahun Ferrari, 2007 lalu. Dan, kembali ke Merano melihat tempat pameran karya kontemporer bersama seniman
internasional lainnya di Merano, Itali. “Pameran, napak tilas, dan charge battery itu penting, karena tanpa apresiasi perkembangan seni masa kini, kita akan selalu merasa ketinggalan seperti katak dalam tempurung,” kata Wianta yang belum lama ini ikut dalam China International Gallery Exhibition (CIGE) di Beijing China. (*/ctg)
Reporter: Diskominfo Buleleng