18 Ribu Warga Tertipu Kompor Jerman
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Kasus kompor Jerman mengakibatkan 18 ribu masyarakat Tabanan tertipu. Karena setelah membayar Rp 50 ribu tahun 2006, hingga 2011 warga tak kunjung mendapatkan kompor tersebut.Mantan ketua Forum Perbekel Kabupaten Tabanan I Wayan Alit Sutama. S.Sos, Selasa (4/12) menanyakan kembali kejelasan penanganan kasus kompor Jerman ini.
Dikatakanya, kasus kompor jerman pertama kali dikeluhkanya saat ia menjabat sebagai Ketua Forum Perbekel Kabupaten Tabanan, sekitar dua tahun lalu. Saat itu ia selaku Forum Perbekel mendapatkan keluhan dari para perkebel mengenai tidak datangnya kompor Jerman yang dijanjikan oleh Yayasan Sinar Matahari. Ribuan masyarakat Tabanan telah menyetor uang sebesar Rp 50 ribu kepada Yayasan Sinar Matahari. "Kala itu saya sudah pernah didatangi pihak kepolisian dimintai keterangan. Saya juga menyerahkan data-data termasuk jumlah warga yang telah membayar uang Rp 50 ribu," tandasnya.
Namun ia yang kini masih menjabat sebagai Perbekel Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg ini tidak pernah lagi mendengar penanganan kasus tersebut . "Saya juga pernah langsung menanyakan kepada pihak Yayasan Sinar Matahari. Jawaban yang kami terima katanya kompor masih dalam peroses perjalanan dari Jerman,"tambahnya. Ia pun meminta pihak-pihak terkait baik itu polisi maupun kejaksaan dan pengadilan agar menuntaskan kasus yang sempat membuatnya dan para Perbekel dikejar-kejar oleh masyarakat.
Diakui kasus ini sempat mereda saat ada program pembagian kompor gratis 3 kg dari pemerintah pusat 2009. "Pembagian kompor gas 3 kg kepada masyarakat secara gratis sempat sedikit mengobati kekecewaan masyarakat," jelasnya. Meski demikian, masyarakat hingga kini ada saja yang mempertanyakan mengenai kepastian kedatangan kompor jerman seperti yang dijanjikan Yayasan Sinar Matahari pada tahun 2006 silam.
Untuk diketahui, sekitar tahun 2006, Yayasan Sinar Matahari AA Suarsiti dari Carangsari Kabupaten Badung sempat melakukan demo kompor jerman di halaman Kantor Bupati Tabanan tahun 2006 silam. Kompor yang katanya hemat energi itu baru bisa dimiliki oleh masyarakat bila membayar ongkos kirim dari Jerman sebesar Rp 50 ribu. Sosialisasi pun dilakukan di tingkat desa hingga banjar banjar yang melibatkan Perbekel dan Kelihan Dinas. Masyarakat pun dibuat percaya dan rela merogoh koceknya sebesar Rp 50 ribu demi mendapatkan Kompor Jerman.
Tidak tangung-tanggung jumlah masyarakat Tabanan yang membayar mencapai 18 ribu orang atau uang yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp 900 Juta. Namun lacur, hingga kini masyarakat Tabanan yang telah menyerahkan uangnya tak kunjung mendapatkan kompor Jerman yang dijanjikan Yayasan Sinar Matahari sekitar 5 tahun silam itu.
Reporter: bbn/nod