Pengamanan di Pelabuhan Gilimanuk Amat Rapuh
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Kendati Pulau Bali kerap dijadikan target aksi terorisme namun pengamanan di pintu gerbang Bali bagian barat masih rapuh. Sejumlah fasilitas penunjang yang disediakan hanya digunakan jika ada kunjungan pejabat. Pantauan di Pelabuhan Gilimanuk, Minggu (9/1) beberapa fasilitas penunjang pemeriksaan kerap tidak digunakan sehingga terkesan mubazir.
Misalnya, pintu pengaman (security door) yang sejatinya digunakan untuk memeriksa orang dan barang bawaannya tidak dioperasikan sehingga menjadi pajangan belaka, padahal para penumpang yang baru turun dari kapal melewati pintu tersebut. Rupanya petugas masih memilih pemeriksaan dengan cara manual. Hal tersebut tampak berbeda jika ada kunjungan pejabat ke Pelabuhan Gilimanuk, baik tingkat provinsi maupun pusat.
Alat tersebut disiagakan untuk menunjukkan kalau alat tersebut digunakan dalan kesehariannya. Selain itu, penduduk pendatang yang tidak memiliki KTP masih cukup mudah lolos dari pemeriksaan petugas. Mereka yang tidak mengantongi KTP sengaja tidak melewati security door namun memutar lewat pintu masuk pejalan kaki yang langsung tembus ke pemberhentian bus. Pasca bom Bali I dan II, Pelabuhan Gilimanuk dijaga ketat oleh personil dari berbagai instansi baik sipil maupun militer.
Sayangnya, pungli dan ketidaksigapan petugas masih menjadi kendala utama sehingga masih banyak penduduk pendatang liar yang lolos masuk ke Bali. Sejumlah warga yang ditemui di Pelabuhan Gilimanuk mengaku resah dengan banyaknya celah yang dapat digunakan penyusup untuk masuk ke Bali. "Jalan tikus sudah banyak, kini ditambah lagi petugas yang tidak sigap dan gampang disuap. Sebenarnya, Bali benar-benar bolong di pintu barat," ujar Gunawam, salah seorang wargayang mengaku dari Gilimanuk.
Menurutnya, kelemahan ini tidak bisa ditimpakan kepada Jembrana saja, namun juga merupakan tanggung jawab Pemprov dan Polda Bali. "Sekaranglah saatnya Pemprov dan Polda Bali turun tangan untuk merumuskan protap pengamanan yang lebih baik kalau tidak ingin kejadian bom Bali I dan II terulang lagi," pintanya.
Reporter: bbn/dey