search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Agrowisata Salak Bali di Sibetan
Selasa, 12 Juli 2011, 11:22 WITA Follow
image

www.bliketut.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Salak Bali, anda tentu mengenal buah ini. Di Bali dikenal tak kurang dari 10 kultivar salak bali. Secara umum kelebihan salak bali yang menonjol adalah rasanya manis dan bijinya kecil. Buahnya berbentuk bulat lonjong. Kulit buahnya bersisik kecil dan berwarna kuning agak cokelat. Daging buahnya tebal, berwarna putih kekuningan, dan jarang sekali yang masir. Rasanya istimewa, sangat manis dan teksturnya renyah. Bijinya juga kecil-kecil dan biasanya berjumlah 1-2 pada setiap buah. Ukuran buah salak bali relatif kecil.

Jika Ingin menikmati langsung salak bali dari pohonnya , tidak ada salahnya anda mencobaa AGROWISATA DESA SIBETAN
Desa Sibetan, yang terkenal dengan salaknya, terletak di  Karangasem, bali timur, tepatnya di Kecamatan Bebandem-sekitar 83 km dari Denpasar atau 15 km dari Amlapura.

Di daerah wisata ini terdapat banyak warung dan penginapan. Sebagai salah satu tujuan wisata di Karangasem, Desa Sibetan menawarkan panorama alam (agro wisata). Desa Sibetan terletak di ketinggian 400-600 m di atas permukaan laut, dengan temperatur rata-rata 20º-30 º C.
Rata-rata curah hujannya adalah 1.567 mm-20.000 mm per tahun. Iklim yang dingin dan udara yang segar membuat salak cocok tumbuh di daerah ini. Buah salak yang dihasilkan oleh desa ini sangat terkenal sebagai salak Bali yang memiliki citarasa tersendiri dan berbeda dari buah sejenis dari daerah lain di Indonesia.

Oleh karena itulah maka desa ini dikembangkan sebagai obyek agrowisata tanaman salak.
Disini para wisatawan dapat menemukan vegetasi salak dengan beragam rasa. Luasnya kebun salak di daerah ini juga menarik untuk disaksikan.

 


Sekitar 81,12% daerah Sibetan, yaitu 1.125.000 hektar, diubah menjadi kebun salak. Dengan demikian, sekitar 14 ragam vegetasi salak dapat ditemukan di daerah ini. Wisatawan dapat menyaksikan proses panen salak termasuk pemasarannya.
Selain sebagai pusat salak, Sibetan juga layak dikunjungi karena keunikannya dan budaya dan tarian tradisionalnya, seperti genjek dan angklung.

Sumber : www.bliketut.com

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami