Gapensi : Karena Pengerjaan Kurang Berkualitas
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Keluhan proyek pengerjaan jalan bawah tanah (underpass) Dewa Ruci yang kurang memuaskan karena bergelombang atau tidak rata terus mendapat respon pihak terkait. Gapensi Bali menyatakan jalan Underpass bisa bergelombang karena pengerjaannya memang kurang berkualitas.
"Menurut kami jalan 'underpass' dengan beton tersebut bisa bergelombang atau tidak rata disebabkan oleh dua hal, yakni tidak sesuai bestek atau pengerjaannya yang kurang berkualitas," kata Ketua Dewan Pengurus Daerah Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Provinsi Bali, Wayan Adnyana, di Denpasar, Minggu (2/6/2013).
Adnyana menyatakan sudah membaca keluhan masyarakat dari media massa, bahwa kondisi jalan tersebut bergelombang dan kurang rapi, termasuk juga penataan tamannya jelek.
"Masyarakat berhak untuk menilai proyek jalan bawah tanah yang menelan dana ratusan miliar rupiah, karena dana tersebut dari APBN maupun APBD. Dan yang memanfaatkan jalan itu juga masyarakat lokal di samping juga wisatawan yang kebetulan berlibur di Pulau Dewata," kata Adnyana yang juga anggota Komisi III DPRD Bali ini.
Terkait keluhan masyarakat atas buruknya pengerjaan jalan tersebut pihaknya akan menyikapi dengan melakukan peninjauan ke lapangan dalam waktu dekat. Peninjauan proyek tersebut akan dilakukan sebelum jalan diserah terimakan dari pemenang tender proyek, yakni PT Adhi Karya Tbk kepada pemerintah.
"Kami akan melihat dulu secara langsung ke lapangan. Kami belum bisa menyimpulkan penyebab jalan tersebut bergelombang. Apakah karena tak sesuai bestek atau memang kualitas pengerjaannya jelek," katanya.
Adnyana menjelaskan, lokasi jalan underpass kontur tanahnya memang labil, karena dekat hutan bakau. Sehingga jika sampai bergelombang seperti apa yang dikeluhkan warga, maka instansi terkait harus melakukan peninjauan. Kalau memang jelek kualitas dan tak sesuai, maka harus dibongkar di lokasi yang jelek atau bergelombang.
"Jalan underpass tersebut bertujuan untuk mengurai kemacetan di Bali bagian selatan, karena itu pengerjaannya harus berkualitas, sebab kendaraan yang akan lalu lalang setiap hari mencapai puluhan ribu unit," kata politikus Partai Demokrat Bali ini.
Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Badung Made Sumerta juga berencana melakukan peninjauan kembali terhadap jalan bawah tanah (underpass) di simpang Dewa Ruci, Kuta, dikeluhkan masyarakat akibat bergelombang yang diduga tak sesuai bestek.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen "Underpass" Simpang Dewa Ruci Hendro Satrio saat dikonfirmasi wartawan di Denpasar Selasa (28/5/2013) mengakui kondisi jalan underpass memang bergelombang. Ia mengatakan jalan underpass tersebut sudah menjalani uji coba.
"Sudah dilakukan uji coba. Terkait adanya keluhan dari warga masyarakat, kami akan kaji kembali. Saat ini sedang dilakukan penyempurnaan," jelasnya saat dikonfirmasi lewat telepon.
"Sebelum proyek underpass itu diserahkan kepada pemerintah, tim inspeksi jalan akan melakukan kajian, dari hasil tersebut kita akan menindaklanjuti jika ada yang harus diperbaiki. Kami berharap awal bulan Juni hasil dari tim inspeksi jalan sudah keluar," imbuhnya.
Proyek "underpass" dibangun PT Adhi Karya Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp136,19 miliar. Lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan "underpass" adalah seluas 0,744 hektare.
Selain untuk mengatasi persoalan kemacetan di sekitar wilayah simpang Dewa Ruci, Kuta, keberadaan "underpass" untuk mendukung pelaksanaan KTT APEC di Nusa Dua pada bulan Oktober 2013 dan AFTA tahun 2015.
Reporter: bbn/net