search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
3 Atraksi Wisata di Bali Saat Hari Kuningan
Sabtu, 31 Mei 2014, 09:49 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Setelah merayakan Hari Raya Galungan, umat Hindu di Bali pada Sabtu (31/5/2014) akan merayakan Hari Raya Kuningan.  Bagi anda yang saat ini sedang berada di Pulau Bali, ada beberapa atraksi wisata yang sayang untuk dilewatkan. Inilah atraksi wisata di Pulau Dewata yang digelar desa adat atau pakraman di Bali yang digelar berbarengan saat Hari Raya Kuningan.

1. Pertunjukan sakral Calonarang

Calonarang adalah seni pertunjukan berbau magic yang disakralkan tersebut digelar Puri Satriya Dalem Kaleran Kuta. Prosesi Calonarang di kampung turis Kuta ini digelar dari pukul 20.00 Wita hingga dini hari. Guna melancarkan jalannya prosesi ritual Calonarang, ruas jalan di depan Puri Satriya Dalem Kaleran Kuta dikampung turis pada Sabtu, 30 Mei 2014 akan di tutup dari sore hari hingga dini hari.

Dalam Calonarang ini akan menampilkan sosok Ratu Rangda dan Barong Singa duwe Puri Satriya Dalem Kaleran Kuta. Jalannya pertunjukan Calonarang ini menjadikan suasana Kuta malam hari begitu mencekam. Sinar lampu disepanjang jalan yang dipakai untuk Calonarang pada tengah malam akan dipadamkan. Sosok Rangda atau Ratu Ayu akan menyusuri ruas jalan yang dilewati di wilayah Kuta, sambil diiringi suara menyeramkan.

Proses kerauhan terjadi, kekuatan gaib yang mengikuti Ida Bhatara Ratu Ayu ( Rangda ) dan Barong Singa merangsuki orang-orang pilihan yang disebut Sadeg Patih. Mereka mengusung sebilah keris mengikuti iringan tetabuhan sembari menusuk diri tanpa terluka. Calonarang ini, pertempuran sengit terjadi antara barong melawan rangda yang keduanya sakti mandra guna.

Dramatari calonarang ini adalah bersifat ritual dan magis yang pada intinya merupakan perpaduan dari tiga unsur penting, yakni Babarongan diwakili oleh Barong Ket, Rangda dan Celuluk, Unsur Pagambuhan diwakili oleh Condong, Putri, Patih Manis (Panji) dan Patih Keras (Pandung) dan Palegongan diwakili oleh Sisiya-sisiya (murid-murid).

2. Ritual Mekotekan.

Tradisi Mekotekan digelar di Desa Adat Munggu, Mengwi, Badung pada siang hingga sore hari. Mekotekan merupakan kegiatan yang melibatkan seluruh warga Desa Adat Munggu. Setiap warga yang terlibat wajib mengenakan pakaian adat Bali, sambil membawa tongkat kayu sepanjang 3,5 meter.

Warga kemudian berkumpul di titik tertentu dan menyatukan ujung tongkat hingga menyerupai bentuk kerucut. Salah satu warga biasanya akan mencoba memanjat hingga ujung tongkat. Kegiataan yang dilangsungkan sejak 1932 itu dipercaya oleh warga Munggu untuk memohon keselamatan bagi seluruh warga setempat.

3. Tradisi Mesuryak.

Tradisi yang digelar bertepatan dengan hari raya yang jatuh setiap 210 hari itu digelar oleh masyarakat Desa Ada Bongan Gede di Kabupaten Tabanan. Prosesi Mesuryak biasanya diiringi tradisi melempar uang ke udara bersamaan dan oleh masyarakat uang itu ditangkap secara berebutan.

Tradisi enam bulan sekali itu dilangsungkan pada pagi hari hingga siang hari setelah mereka usai sembahyang. Prosesi mesuryak dilakukan di depan pintu rumah masing-masing warga. Adapun tujuan dari ritual ini untuk mengantarkan leluhur kembali ke alam nirwana.

Kegembiraan yang dirasakan setelah mesuryak diharapkan membuat leluhur ikhlas kembali ke surga.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami