search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Meski Cacat Tetap Melukis, Karyanya Banyak Dibeli Turis Asing
Jumat, 4 Desember 2015, 10:00 WITA Follow
image

koranbuleleng.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Beritabali.com, Seririt. Ada kekuatan yang luar biasa yang tersimpan dalam diri gadis 24 tahun ini,  Kadek Windari, asal Dusun Yeh Anakan, Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt. Dia mengalami kecacatan tubuh, namun punya semangat yang sangat kuat untuk berkarya melukis. 
 
Bukan hanya Windari, kakaknya juga mengalami kecacatan yang sama. Kedua Kakak Adik ini tak bisa berjalan sejak lama, tulang-tulang tubuhnya tumbuh tidak normal sejak kecil.
 
Winda punya talenta sebagai pelukis yang sangat bagus. Dia sangat produktif melukis berbagai tokoh dalam pewayangan dan motif lukisan bercirikan khas adat dan budaya Bali.
 
Dalam keterbatasanya Dia terlihat cekatan, tangan terus mengayun kuas diatas kanvas, walapun terkadang tangannya harus memegang kuas dengan cara di topang dengan tangan kirinya. Namun begitu, Dia mampu menghasilkan karya seni yang begitu indah.
 
Dalam kegiatan sehari harinya Winda dibantu sang ibu untuk menyiapkan bahan lukis dan cat warna. Winda yang telah berumur 24 tahun ini mengalami kecacatan sejak lama. “Awalnya saya hanya menghabiskan waktu dengan buku gambar. Saya sakit dan tak bisa bersekolah, hanya buku gambar yang menemani saya. Saya berusaha corat coret untuk menggambar gambar atau symbol agama-agama hindu, namun tiba-tiba saya punya semangat untuk melukis. Saya punya tekad untuk bangkit,” tutur Kadek Windari.
 
 
Akhirnya dengan keterbatasannya itu, Winda terus bangkit. Kini sudah banyak hasil karyanya dibeli oleh sejumlah pecinta lukisan dan beberapa teman-temannya. Bahkan, ada beberapa turis mancanegara yang juga sempat membeli karyanya. Lukisannya sudah ada yang dikirim ke pembelinya dari Amerika Serikat dan Australia. Satu lukisan dihargai Winda Rp.1 juta hingga Rp.1,5 juta.
 
Cerita dari sang ibu Komang Warsiki,  anaknya tersebut tak penah mengeyam bangku pendidikan lantaran sakit sakitan. Tidak itu saja kakak Windari pun mengalami hal yang sama, alami kecacatan sejak kecil dan tak bisa beraktivitas. Seabagai buruh, kadang Warsiki sering mengandalkan bantuan dari temanya dan hasil menjual lukisan dari anaknya.
 
 “Sejak ayahnya meninggal kadek menjadi tulang pungung keluarga, saya tak bisa bekerja lantaran harus mengurus kedua anak saya ini dan mengandalkan bantuan dari teman”, urai Warsiki.
 
Dibalik kemahiranya melukis ada sosok teman dari Kadek Winda yang membantu memenuhi kebutuhan bahan bahan melukisnya, Dia bernama Kadek Roya Ardana.  Roya mengaku hanya ingin membantu mereka yang punya keterbatasan sementara semangatnya untuk berkarya sangat tinggi. Kadek Roya yang selalau membelikan cat, kanvas dan peralatan melukis lainnya.[bbn/koranbuleleng]

Reporter: bbn/eng



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami