search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bupati Buleleng Kenapa Hanya Minta Jalan Shortcut ?
Kamis, 18 Agustus 2016, 10:05 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Tarik ulur terkait proyek jalan pintas atau Shortcut Singaraja-Denpasar kini mulai ada titik terang. Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengaku sudah berkoordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Basuki Hadimuljono. Rencananya tahun 2017 akan mulai digarap. 
 
Hal tersebut diungkapkan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana pada acara jumpa pers di Rumah Makan Sari Mina Senin (8/8) lalu. Menurut Bupati Agus, pada saat Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarno Putri ada kegiatan di Bedugul-Tabanan, dirinya bertemu dengan Menteri PU PERA RI yang difasilitasi oleh Megawati. 
 
Dari hasil pertemuan tersebut Menteri PU setuju untuk mengerjakan Shortcut Singaraja-Denpasar di tahun 2017.
 
Terkait rencana pembangunan shortcut ini, ahli infrastruktur jalan yang juga mantan Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) 8 wilayah Bali, NTB, NTT, Susalit Alius CES menyatakan, Bupati Buleleng seharusnya meminta lebih dari sekadar jalan shortcut.
 
"Sayang sekali ya, susah payah bertemu dengan menteri cuma mau minta dibuatkan jalan shortcut saja. Mestinya, mimpinya harus lebih besar daripada shortcut," ujar pria yang saat bertugas di Bali membangun jalan By Pass Ida Bagus Mantra dan Underpass Simpang Dewa Ruci Kuta ini.
 
Lebih lanjut Susalit mengatakan, membuat jalan shortcut tidak mempunyai dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Buleleng atau Pulau Bali, dimana pariwisata merupakan sektor penggerak utama Pendapatan Asli Daerah. 
"Tidak ada hubungannya antara jalan shortcut dan pertumbuhan ekonomi di Buleleng. Sampai dengan saat ini pembangunan sektor wisata sebagian besar terpusat di Kabupaten Badung, padahal di Bali bagian utara, timur, dan barat juga memiliki potensi wisata yang sama. Bandara Ngurah Rai sebagai pintu masuk utama pariwisata juga terletak di Kuta Kabupaten Badung di selatan Pulau Bali,"ujarnya. 
 
Di seluruh pelosok Bali, jelas Susalit, saat ini sudah tersedia jaringan jalan yang memadai dengan kondisi baik yang menghubungkan seluruh tempat wisata di Bali. 
 
"Yang dibutuhkan saat ini adalah mengurangi waktu tempuh antara utara dan selatan serta timur dan barat, Gilimanuk-Padangbai serta Denpasar-Singaraja dengan membangun jalan baru yang bebas hambatan atau jalan Tol. Dan ini membutuhkan investasi yg besar sekali. Tetapi sebaliknya jumlah kendaraan (LHR) yang ada saat ini masih kecil sehingga tidak dilirik oleh para investor jalan Tol,"ujarnya.
 
Tapi dengan mensinergikan beberapa program pembangunan akan dapat menarik minat dan perhatian para investor besar, yaitu dengan menggabungkan beberapa pembangunan infrastruktur seperti pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Celukan Bawang, pembangunan jalan tol Denpasar-Singaraja, Pembangunan Bandara Buleleng, dan pengembangan kawasan bisnis terpadu di Buleleng.
 
"Jadi yang mau saya sampaikan di sini, Bupati Buleleng jangan hanya minta dibangunkan jalan shortcut. Ibaratnya kalau bisa minta truk kontainer yang bagus dan besar, kenapa hanya minta gerobak kecil? Investor akan lebih tertarik untuk investasi di buleleng jika beberapa proyek infrastruktur dibangun sekalian di Buleleng mulai jalan tol, pelabuhan laut, bandara, hingga pengembangan kawasan baru terpadu di Buleleng. Tak hanya Rp 1 atau Rp 10 Triliun, investasi Rp 100 triliun pun akan bisa didapat Buleleng dari para investor luar baik dalam maupun luar negeri,"ujarnya. [bbn/psk]   

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami