search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
112 Anak Jadi Korban Kekerasan Dorong KPPAD Bali Gelar Penyuluhan Goes to School
Sabtu, 27 Mei 2017, 13:04 WITA Follow
image

ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com, Denpasar. Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali melaksanakan program KPPAD BALI GOES TO SCHOOL sebagai program penyuluhan ke sekolah-sekolah menyusul maraknya kasus kekerasan seksual pada anak yang tercatat di Polda Bali ada sebanyak 112 korban kekerasan. 
 
[pilihan-redaksi]
KPPAD Bali mencermati kejadian banyak menimpa anak sekolah dasar, maka programnya tahun ini diarahkan ke sekolah dasar. Sebagai awal, tiga sekolah dasar di kecamatan Tabanan dijadikan lokasi penyuluhan yakni SDN 1 Dajan Peken, SDN 1 Subamia dan SD Bintang Persada. 
 
Divisi Hukum dan Kebijakan KPPAD Ni Luh Gede Yastini menyatakan materi yang diberikan yakni tentang bagaimana anak-anak mengetahui bagian tubuhnya yang harus dijaga, dan bersikap melawan/melaporkan apabila ada tindakan tindakan tidak senonoh yang dilakukan orang lain. 
 
"Selain itu juga diberikan pemahaman tentang saling menghargai dan tidak melakukan bullying," tuturnya, Sabtu (27/5).
 
Yastini mengatakan program ini akan dilakukan secara berkelanjutan. Ia berharap program ini akan membuka kesadaran masyarakat untuk bersama-sama melindungi anak dan sekaligus anak-anak memiliki self defense apabila menghadapi tindakan kekerasan disekitarnya. 
 
"Ini kami baru awal jadi pertama ini kami lakukan di tabanan selanjutnya menyusul Denpasar dan Karangasem secara bergiliran," sebutnya. 
 
[pilihan-redaksi2]
Yastini mengatakan pihaknya sebenarnya ingin melakukan kegiatan di seluruh bali, tidak hanya di tiga wilayah itu saja karena kekerasan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Walau, Ia tidak menampik tiga wilayah ini menjadi wilayah dengan korban kekerasan terbanyak di Bali. 
 
"Kami memilih Tabanan karena memang hasil koordinasi dan juga kesiapan tiga wilayah. Disamping juga kasus yang terjadi seperti Karangasem dan Denpasar banyak," sebutnya. 
 
Walaupun baru terkonsentrasi di tiga wilayah saja, Yastini meminta masyarakat luas dalam upaya perlindungan anak harus melakukan upaya pencegahan anak dari kekerasan. 
 
"Masyarakat harus membantu anak apabila mengalami kekerasan termasuk melaporkan dan membantu dalam reintegrasi agar anak bisa diterima sehingga tidak ada labeling atau stigma negatif pada anak khususnya korban," sebutnya. [wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami