Pangdam IX Udayana Gelar Buka Bersama Kebangsaan, Dihadiri Gubernur Bali
Rabu, 21 Juni 2017,
10:19 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Beritabali.com, Badung. Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang juga didampingi oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, menghadiri acara Buka Bersama Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Pangdam IX Udayana, bertempat di Pelataran Garuda Wisnu Kencana, Jimbaran, pada Selasa (20/06).
Dalam kesempatan itu, Pastika mengungkapkan bahwa Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar, telah merdeka sejak 72 tahun. Namun berbagai peristiwa di berbagai daerah menunjukkan potensi ancaman yang sangat tinggi terhadap persatuan dan kesatuan bangsa mulai dari konflik antar kelompok, sampai pada ancaman radikalisme dan terorisme .
[pilihan-redaksi]
"Seluruh masyarakat harus selalu mengedepankan prinsip menyama braya dalam hidup bermasyarakat," katanya.
Menurutnya, menyama braya merupakan simpul-simpul persatuan yang didalamnya berisi ikatan-ikatan kebersamaan dengan dilandasi oleh rasa saling memiliki serta dengan semangat kekeluargaan antar umat.
"Nyama Hindu, Nyama Islam, Nyama Kristen, Nyama Katolik, Nyama Konghucu dan Nyama Budha kita semua adalah nyama yang berarti saudara, yang harus melindungi, menghormati, mengasihi dan menyayangi satu sama lain sehingga tidak ada ketersinggungan antar nyama," ujarnya.
Pastika berharap, dengan acara buka puasa yang menghadirkan seluruh umat agama di Bali dan Nusa Tenggara ini bisa memberikan vibrasi positif terhadap keharmonisan hidup bermasyarakat diseluruh Indonesia khususnya di Bali.
Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Komarudin Simanjuntak mengucapkan terima kasih atas kehadiran seluruh umat beragama yang ada di Bali dan Nusa Tenggara dalam buka bersama kebangsaan kali ini. Ia berharap dengan acara yang menghadirkan sekitar 6000 orang tersebut dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan bermasyarakat di negara yang heterogen ini.
"Saya harap dengan duduk bersama kita bisa memahami makna dari yang besar harus melindungi yang kecil, mayoritas menyayangi yang minoritas dan yang kecil menghormati yang besar, jika makna tersebut sudah dipahami maka kedamaian dalam hidup bermasyarakat di negara yang heterogen ini dapat terwujud dengan baik," pungkasnya. [rls/prov/wrt]
Berita Badung Terbaru
Reporter: -