Mangku Mokoh, Pendakian Ke-10 Akan Kembali Dilakukan
Rabu, 27 Desember 2017,
08:36 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KARANGASEM.
Mangku Mokoh dengan metode 7 sastranya akhirnya bertekad untuk menyelesaikan misinya naik ke Gunung Agung, setelah misi ke sembilan berhasil dilaksanakan.
Kini pria tiga anak tersebut berencana kembali melakukan pendakian yang kesepuluh kalinya untuk menuntaskan kewajibannya atas konskwensi membuka “Lontar Roga Segara Bumi”.
“Rencananya kalau tidak ada halangan akan naik lagi pada dina Buda Manis Dukut atau Buda Pon sekitar dua bulan mendatang,” kata Mangku Mokoh kepada Beritabali saat bertemu di warung miliknya, Senin (25/12).
Misinya kali ini tidak begitu sulit yakni untuk mengambil semua sisa benang Tri Datu yang ditaruhnya selama 42 hari di puncak Gunung Agung. Menurutnya, seharusnya benang tersebut habis dibawa selama dua kali. Namun setelah diambil ternyata benang tiga warna tersebut tidak habis dibawa dua kali sehingga harus naik lagi untuk mengambil sisanya.
Selain itu, pada saat membawa benang Tri Datu tersebut turun dari puncak Gunung, dikatakan Mangku Mokoh sesampainya dibawah dipendak dengan segala ritualnya oleh warga setempat. Setelah itu seluruh benang Tridatu dilinggihkan di Pura Gae.
Sementara dalam pendakian ke Sembilan kalinya tersebut, dirinya mengaku naik dari wilayah Desa Ban, Kubu, Karangasem. Situasi dipuncak Gunung bisa dibilang seluruhnya sudah tertutup abu, bahkan dari puncak dapat dilihat secara jelas Pura Pasar Agung beserta pemukiman dibawahnya akibat tanaman di lereng Gunung Agung sudah mengering dan mati.
“Dari puncak jelas kelihatan sampai ke bagian pondasinya kelihatan,” ujarnya.
Selain itu, dari Puncak juga terlihat jelas jalan aliran-aliran sungai. Seperti Sungai Yeh Sah, dari atas ada sekitar tujuh sungai yang menyatu ke alirannya.
Dalam perjalannya menuju Puncak Gunung Agung, pendakian yang kesembilan ini memang terasa sangat sulit. Selain kesulitan yang dihadapi juga ada yang berbeda disepanjang jalur pendakian yakni sama sekali tidak menemui binatang seperti monyet.
Padahal ketika melakukan pendakian ke delapan kalinya masih ia jumpai binatang seperti monyet berkeliaran.
Di samping itu, dirinya juga mengaku sengaja tidak mengabadikan visual Kawah Gunung Agung saat itu karena kondisi yang tidak memungkinkan di mana saat itu dipuncak Gunung Agung turun hujan lebat. Selain itu, alasan lainnya, dirinya tidak mau membuat warga menjadi semakin ketakutan.
Sebelumnya baca Part I di : Mangku Mokoh, Alasan Dibalik Aksi Nekat Mendaki Gunung Agung (I)
Berita Karangasem Terbaru
Reporter: bbn/bgl