Pembukaan Festival Jatiluwih Terkesan Setengah Hati
Jumat, 14 September 2018,
17:50 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Beritabali.com,Tabanan. Pembukaan Festival Jatiluwih yang berlangsung sederhana dinilai terkesan setengah hati. Pasalnya dari stand makanan dan minuman yang ada tidak semua terisi. Seperti stan kopi Banyuatis, tampak stand tersebut kosong melompong. Setelah ditelisik ternyata pemilik stand tidak diperbolehkan masuk oleh pihak panitia.
[pilihan-redaksi]
Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan, pemilik stan merasa sangat kecewa akan keputusan panitia. Padahal barang yang akan di pajang pada stand sudah siap hanya saja, tambahan barang yang dibawa mobil caary box tidak diperkanankan masuk. Jelas dengan tidak diperbolehkan masuk membuat kerugian baik itu materi maupun waktu.
Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan, pemilik stan merasa sangat kecewa akan keputusan panitia. Padahal barang yang akan di pajang pada stand sudah siap hanya saja, tambahan barang yang dibawa mobil caary box tidak diperkanankan masuk. Jelas dengan tidak diperbolehkan masuk membuat kerugian baik itu materi maupun waktu.
‘Ya tadi sempat katanya tidak diperbolehkan masuk membawa barang,” jelas salah satu sumber yang ditemui di lokasi.
Tidak hanya itu saja, kupon makan dan minum yang diberikan oleh panitia tidak berlaku pada stand-stand di festival. Pasalnya di saat akan menukarkan kupon, pihak stand menolaknya dengan alasan tidak menerima kupon, hanya menerima cash saja.
[pilihan-redaksi2]
Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati Artha Sedanana (Cok Ace) usai membuka festival mengusulkan agar festival terdapat pilihan kesenian lain lagi yang ada kaitannya dengan pertanian. "Mungkin ada kegiatan mohon padi atau kegiatan lainnya, jangan hanya pertunjukan ini saja. Tapi, kegiatan yang ada hubungannya dengan agrikultur," terangnya, Jumat (14/9) di D’Uma Open Stage, Kawasan Jatiluwih, Penebel, Tabanan.
Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati Artha Sedanana (Cok Ace) usai membuka festival mengusulkan agar festival terdapat pilihan kesenian lain lagi yang ada kaitannya dengan pertanian. "Mungkin ada kegiatan mohon padi atau kegiatan lainnya, jangan hanya pertunjukan ini saja. Tapi, kegiatan yang ada hubungannya dengan agrikultur," terangnya, Jumat (14/9) di D’Uma Open Stage, Kawasan Jatiluwih, Penebel, Tabanan.
Selanjutnya Cok Ace mengatakan, dengan diadakan festival selama dua hari dianggap terlalu cepat. Sebab waktu dua hari tersebut sangat kurang. Seharusnya ada acara diskusi, undang wisawatan untuk tinggal di rumah penduduk atau home stay, serta yang lainnya. "Ada diskusi tentang pertanian Bali, subak dan sebagainya. Itu yang dijadikan even sehingga dua hari ini cukup sebagai puncaknya," tandasnya. (bbn/nod/rob)
Berita Tabanan Terbaru
Reporter: bbn/nod