Tewaskan 2 Anggota Subak, Polisi Selidiki Sebab Jembatan Ambrol di Perean
Selasa, 7 Mei 2019,
23:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Beritabali.com, Tabanan. Dua petani anggota subak (organisasi pengairan) tewas tertimbun jembatan ambrol saat sedang melakukan kegiatan gotong royong di jalur subak Palian di Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali, pada hari Selasa. Terkait peristiwa ini, pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebabnya.
Jembatan ambrol atau runtuh di subak Palian ini memiliki kedalaman sekitar 7 meter, sementara lubang jembatan yang ambrol berdiameter sekitar 1 meter.
Menurut penuturan Kepala Dusun Banjar Puseh, I Nyoman Suda, jembatan tersebut masih dalam proses perbaikan yang dananya bersumber dari dana desa sebesar Rp 150 juta. Jembatan penghubung dua banjar yakni Banjar Puseh dan Banjar Puyuh Desa Perean ini dibangun sekitar tahun 1980.
Kapolsek Baturiti, Kompol I Nyoman Sudiarta menyebutkan, pihaknya akan melakukan penyelidikan terhadap kasus jembatan jebol yang menimbulkan korban jiwa ini.
"Dugaan awal penyebabnya karena warga tidak tahu kontruksinya, jembatan ini dibuat tahun 1980 dan akan diperbaiki, karena tidak tahu kontruksi, saat diperbaiki jembatan ini ambrol. Tapi ini baru dugaan awal, kita masih melakukan lidik (penyelidikan) untuk mencari penyebab pasti ambrolnya jembatan ini,"jelas Kapolsek.
Sebelumnya diberitakan, dua petani anggota subak (organisasi pengairan) tewas tertimbun jembatan ambrol saat sedang melakukan kegiatan gotong royong di jalur subak Palian di Desa Perean, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali, pada hari Selasa.
Pasca kejadian, tim gabungan yang terdiri dari personil Polres Tabanan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah melakukan pencarian jenazah seorang korban yang merupakan anggota Subak Palian, I Wayan Budi (50 tahun).
Selain Wayan Budi, seorang korban lainnya, I Ketut Sudana (50 tahun) yang merupakan Ketua Subak Palian juga tewas karena ikut terperosok ke jembatan yang ambrol. Ketut Sudana lebih dahulu bisa dievakuasi.
Proses evakuasi jenazah I Wayan Budi menggunakan alat sederhana berupa tali oleh tim gabungan dan warga. Setelah jenazah korban Wayan Budi ditemukan langsung dimasukkan ke dalam kantong jenazah dan ditarik dari dalan lubang jembatan yang ambrol. Proses evakuasi jenazah tersebut memakan waktu enam jam dari pukul 07.00 pagi hingga pukul satu siang.[bbn/tab/psk]
Berita Tabanan Terbaru
Reporter: bbn/tab