Polisi Amankan Bensin dan Ban Motor dari Aksi Demo Mahasiswa
Jumat, 24 Mei 2019,
21:45 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Beritabali.com, Lombok. Polres Kota Mataram mengamankan dua botol bensin dan enam ban motor dari tangan mahasiswa yang berunjuk rasa di bundaran Bank Indonesia (BI) Cabang Mataram, Jumat (24/5).
[pilihan-redaksi]
Unjuk rasa yang dilakukan Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Nusa Tenggara tersebut menuntut pemerintah membentuk Tim Pencari Fakta meninggalnya ratusan anggota KPPS di berbagai daerah.
Unjuk rasa yang dilakukan Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Nusa Tenggara tersebut menuntut pemerintah membentuk Tim Pencari Fakta meninggalnya ratusan anggota KPPS di berbagai daerah.
Aksi unjuk rasa berlangsung pukul 13.00 Wita, diikuti sekitar 50 mahasiswa yang berkumpul di Masjid Islamic Centre, jalan Udayana. Sebelum longmarch menuju bundaran BI, polisi dari jajaran Polres Kota Mataram melakukan 'sweeping' barang-barang bawaan mahasiswa pengunjuk rasa. Dari tangan pendemo ini disita enam ban motor bekas dan dua botol mineral berisi bensin.
"Satu ban mobil dan lima ban motor kita sita. Dan dua botol plastik berisi bensin juga kita amankan," jelas Kabag Ops Polres Kota Mataram, AKP Taufik.
Pantauan Beritabali.com, enam ban bekas yang diamankan dari tangan pengunjuk rasa tersebut dibawa jauh dari lokasi berkumpulnya para mahasiswa. Sedangkan dua botol bensin sebanyak 2 liter, diminta kembali oleh salah seorang mahasiwa. Bensin ini kemudian dituang ke salah satu motor untuk digunakan sendiri.
[pilihan-redaksi2]
Tuntutan lain para mahasiwa HMI NTB yang berorasi, menuntut Presiden Jokowi bertanggungjawab atas tragedi kemanusiaan kerusuhan 22 Mei yang menewaskan delapan orang dan ratusan korban luka-luka.Selain itu, mereka juga mengecam tindakan represif polisi terhadap aksi demonstrasi tangga 21 dan 22 Mei 2019 di Jakarta.
Tuntutan lain para mahasiwa HMI NTB yang berorasi, menuntut Presiden Jokowi bertanggungjawab atas tragedi kemanusiaan kerusuhan 22 Mei yang menewaskan delapan orang dan ratusan korban luka-luka.Selain itu, mereka juga mengecam tindakan represif polisi terhadap aksi demonstrasi tangga 21 dan 22 Mei 2019 di Jakarta.
Mereka meminta kepada pasangan calon Presiden dan wapres bersikap negarawan dengan konsolidasi, rekonsiliasi, dan nasional agar suasana kondusif dan tidak terjadi konflik berkepanjangan. Disamping itu, juga meminta kepada Komnas HAM mengusut dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan Polri dalam membubarkan aksi massa dengan menggunakan peluru tajam.
Demo mahasiswa yang sedikit membuat macet lalu lintas itu, berlanjut dengan longmarch menuju Polda NTB, dan dikawal ketat jajaran Polres Kota Mataram. (bbn/lom/rob)
Reporter: bbn/lom