search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
YouTube, Lebih Digemari Menggeser Televisi
Kamis, 6 Juni 2019, 15:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Setelah dirilis pada 14 februari 2005, platform berbagi video YouTube kini menjadi tontonan sehari-hari kaum masyarakat dari berbagai kalangan.
 
[pilihan-redaksi]
YouTube pun kian menggeser peran televisi sebagai sarana kebutuhan pokok hiburan masyarakat, terlebih para penonton dapat langsung memilih jenis konten yang ingin mereka saksikan karena sifat YouTube yang dinamis dibandingkan dengan televisi yang bersifat satu arah.
 
“Saya sepakat dengan pernyataan bahwa YouTube lebih digemari daripada televisi, YouTube itu sifatnya personalisasi, berbeda dengan televisi yang bersifat monoton (tidak ada variasi), YouTube lebih luas jangkauannya, kita bisa mencari konten sesuai minat, hobi, ada semua disitu,” ungkap seorang sosiolog, wahyu Budi Nugroho,S.Sos,M.A
 
YouTube juga disinyalir menjadi pengaruh bagi para penontonnya, karna konten YouTube yang ditampilkan melalui video membuat kontennya mudah diterima dan lebih dipahami.
 
Ida Ayu Devi, salah satu pegawai hotel di ubud dalam wawancara langsung membenarkan argumen tersebut. “Iya, tontonan YouTube itu berpengaruh banget, karena berbagai informasi ada disitu, jadi apapun yang mau aku beli dan lakukan, sebelumnya aku selalu nonton YouTube dulu,” katanya. 
 
Wahyu menjelaskan ada satu teori yang disebut efek demonstrasi (Demonstration Effect), dimana media berupa televisi, YouTube dan lain-lain, ketika dilihat, secara tidak langsung dan secara alamiah itu seperti memberikan efek dan pengaruh agar dicontoh. 
 
[pilihan-redaksi2]
“Sekarang ini kita hidup dalam era masyarakat satu dimensi, artinya kesadaran kita sekarang ini hanya tergantung pada media. Jadi sudah bukan dalam kategori mempengaruhi lagi ya, saya rasa kita sekarang sudah ketergantungan akut dengan media,” tambahnya.
 
Lalu apakah Youtube dapat dikatakan sebagai kebutuhan primer seperti kebutuhan pokok menyandingi sandang, pangan, dan papan? Wahyu menegaskan informasi memang sekarang adalah kebutuhan primer, tetapi tidak harus selalu Youtube, bisa kanal-kanal informasi lain seperti instagram, facebook, dan lain-lain. 
 
"Jadi kesimpulannya, jika YouTube adalah kebutuhan primer, tidak. Tetapi kalau itu adalah bagian dari kebutuhan primer, Ya. Karena YouTube adalah salah satu sumber informasi yang sangat dibutuhkan” paparnya. (bbn/Unud/rob)

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami