Kasus Dirut Garuda dan Kebanggaan Sebagai Orang Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kasus mantan Direktur Utama Garuda, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau lebih dikenal dengan panggilan Ari Askhara. Ari tersangkut kasus dugaan penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton di pesawat Airbus A330-900 Neo milik maskapai Garuda yang baru tiba di Jakarta dari Perancis.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir secara resmi telah memberhentikan sementara seluruh jajaran direksi yang terlibat dalam kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton di pesawat Airbus A330-900 Neo ini. Ari Askhara juga resmi telah dipecat oleh Menteri BUMN, Erick Thohir sebagai Direktur Utama PT Garuda.
Kasus yang menimpa Ari Askhara ini tentu saja menghebohkan masyarakat khususnya di Pulau Bali. Maklum saja, Dirut Garuda ini menyandang nama Bali yakni "I Gusti Ngurah", nama dari golongan kasta tinggi di Pulau Bali.
Publik di Bali kemudian menelusuri siapa sebenarnya sosok Ari Askhara ini. Darimana asalnya, dimana rumahnya di Bali, asal-usul keluarga, bagaimana riwayat pendidikannya, dan sebagainya yang terkait sosok Ari Askhara.
Sebelum kasus ini muncul, sosok I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra tentu menjadi kebanggaan warga Bali. Karena jarang sekali orang Bali bisa menduduki jabatan strategis seperti Direktur Utama Garuda. Namun kebanggaan warga Bali tersebut langsung hilang dan berubah menjadi rasa kecewa. Muncul pertanyaan, benarkan selevel Direktur Utama Garuda tidak paham aturan hukum di Indonesia dan kemudian melanggar hukum dan aturan bea cukai dengan membawa motor Harley Davidson dan sepeda Brompton dalam pesawat Garuda?
Sosok I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra kini "babak belur" menjadi bulan-bulanan media massa dan juga media sosial. Hal-hal diluar kasus dugaan penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton di pesawat Airbus A330-900 Neo milik maskapai Garuda kemudian juga muncul ke permukaan. Mulai dari informasi "daftar dosa" Ari Askhara saat menjabat Dirut Garuda, daftar kekayaan Ari Askhara dimana Ari Askhara disebut mempunyai harta kekayaan sebesar Rp 37,5 Miliar, hingga hal-hal bersifat pribadi atau privat yang sebenarnya tidak penting dan tidak ada hubungan sama sekali dengan kasus dugaan penyelundupan Harley dan Sepeda Brompton yang tengah dihadapinya. Telah terjadi "trial by the press" dalam kasus Ari ini.
Pasca munculnya kasus ini, Ari Askhara memilih untuk tidak banyak berkomentar atau melakukan klarifikasi atas kasus dugaan penyelundupan yang tengah dihadapinya. Sehingga "jejak digital" Ari Askhara di media massa atau media sosial lebih banyak didominasi oleh informasi atau berita negatif tentang dirinya.
Selaku mantan pejabat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan kebetulan mempunyai nama etnis Bali dan berasal dari Bali, Ari Askhara sebaiknya mengklarifikasi berbagai informasi atau berita yang muncul ke permukaan. Benarkah ia melakukan itu semua? Benarkan semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya seperti yang muncul di berbagai media massa dan media sosial? Jika tidak ada klarifikasi, maka akan lebih banyak lagi "jejak digital" negatif yang akan muncul di media massa dan media sosial.
Kasus mantan Direktur Utama Garuda, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, tentu harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. Bahwa BUMN itu adalah Badan Usaha Milik Negara yang wajib dikelola demi kesejahteraan seluruh rakyat dan bangsa Indonesia. Harus disadari bahwa BUMN itu bukanlah Badan Usaha Milik Nenek, baik itu Nenek-ku atau Nenek-kami, sehingga akhirnya dikelola seperti badan usaha milik keluarga sendiri. [editorial beritabali.com]
Reporter: bbn/opn