Kapolres Prihatin Marak Kasus Bunuh Diri di Badung
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Kapolres Badung AKBP Roby Septiadi mengaku sangat khawatir maraknya aksi bunuh diri di wilayah Badung. Apalagi dalam beberapa bulan terakhir, tercatat 1 wisatawan asing asal India dan 3 penduduk lokal meregang nyawa dengan cara yang tidak wajar.
AKBP Roby menjelaskan, maraknya aksi bunuh diri ini baru diketahui setelah menerima laporan dari anak buahnya. Aksi bunuh diri atau ulah patih ini tidak hanya dilakukan penduduk lokal saja, tapi ada juga wisatawan asing.
"Awal bertugas, saya sudah monitor banyak sekali terjadi bunuh diri. Ada wisatawan asing yang sedang berlibur bahkan penduduk lokal. Kami percaya bunuh diri itu karena adanya gangguan pribadi dan mental," ujar mantan Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Bali itu kemarin.
Dari data yang diperolehnya, baru-baru ini ada satu turis asal India ditemukan bunuh diri dan juga 3 penduduk lokal. Rata-rata persoalan bunuh diri ini akibat masalah keluarga dan hutang piutang yang notabene sudah bukan rahasia umum lagi.
"Ya itu, motifnya rata-rata masalah keluarga dan hutang piutang," ujarnya.
Guna mengantipasi hal tersebut, AKBP Roby pun memerintahkan anak buahnya untuk menyentuh banjar-banjar di wilayah Badung untuk memberikan bimbingan, pengawasan ataupun pencegahan dini terkait kasus bunuh diri.
"Jadi nanti kami akan membuat semacam klinik berjalan ke banjar-banjar untuk memberikan pengertian, mencegah dan mengawasi agar tidak ada lagi kasus bunuh diri. Intinya kami akan merubah prilaku orang yang ingin bunuh diri untuk menjadi lebih baik," tuturnya.
Kedepannya, kata AKBP Roby, pihaknya akan memberdayakan anggota Bhabinkamtibmas di wilayah Badung untuk memonitoring banjar-banjar bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.
Kerjasama ini bertujuan untuk melakukan konseling kepada warga dan turis asing yang ingin berkeluh kesah terkait permasalahan hidupnya. "Kami akan berikan kesempatan itu kepada warga atau turis yang pikirannya mumet atau ada masalah," terang perwira melati dua dipundak ini.
AKBP Roby mengakui orang yang mengalami depresi sudah bisa kelihatan. Namun terkadang, orang depresi itu cenderung menutup diri dan enggan menceritakan permasalahannya kepada orang lain.
"Orang depresi itu keliatan. Kita aja yang tidak peka. Nah, upaya kepekaan itu yang harus kita lakukan. Kami akan coba membantu mengantisipasinya," tegasnya.
Lantas kapan ini terlaksana ? Perwira asal Jakarta ini menyebutkan, terobosan klinik berjalan ini diharapkan di mulai tahun 2020 mendatang dan pihaknya segera mengajukan anggaran.
"Ya, targetnya tahun 2020, kami ajukan anggaran dulu," sebutnya.
Reporter: bbn/bgl