Ratusan Orang Demo Kantor PT Solid Gold Berjangka
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Ratusan orang berpakaian adat madya yang tergabung dalam "Forum Korban SGB" mendatangi perusahaan investasi PT. Solid Gold Berjangka (SGB) di Jalan Merdeka, Denpasar, Selasa (17/12/2019) siang. Mereka kembali melakukan aksi demo menuntut uang mereka dikembalikan. Tak hanya itu, aksi demo juga diwarnai kedatangan para korban yang merasa dirugikan terkait investasi bodong diperusahaan tersebut.
Sekian jam melakukan aksi di depan kantor PT. SGB, pihak SGB akhirnya menemui para massa aksi. Sempat terjadi perdebatan alot saat negosiasi tentang redaksi surat pernyataan yang dibuat oleh Pihak SGB.
Pada intinya, pihak nasabah sudah tidak percaya dengan janji SGB dan menginginkan semua uang mereka dikembalikan. Tapi pihak SGB tidak memberikan kepastian yang jelas apakah bisa mengembalikan modal nasabah tersebut. Bahkan saat berdialog mereka hanya menjanjikan akan menyelesaikan paling lambat 3 bulan.
Surat perjanjian pun sempat diulang beberapa kali hingga terjadi kesepakatan. Setelah mendapat komitmen dari pihak SGB, ratusan nasabah melanjutkan aksinya ke Kantor Gubernur Bali.
Sementara itu, Ketua Forum Korban SGB, I Made Warsa menuturkan kerugian semua nasabah mencapai Rp 50 Milliar." Jumlah kami sekarang sudah 100 lebih dengan kerugian Rp 50 Mlliar, kami menuntut uang kami dikembalikan seratus persen," ungkapnya.
Yang menarik ditengah-tengah aksi demo terlihat seorang perempuan cantik datang bersama rekan-rekannya. Perempuan itu ternyata mantan marketing di PT. SGB. Ia juga mengaku sebagai salah satu korban yang dirugikan dari investasi tersebut.
Kepada wartawan, ia mengatakan bahwa PT. SGB selalu menggunakan modus memanfaatkan keluarga para pegawainya untuk dijadikan nasabah. "Saya sendiri gunakan nama orang tua untuk berinvestasi Rp.100 juta," terangnya.
Ia menggunakan nama orang tuanya untuk berinvestasi karena tidak mendapat gaji di PT. SGB. Apabila mendapatkan satu nasabah, dia dijanjikan keuntungan 30 persen. "Makanya saya minta orang tua untuk investasi dan dari sana saya dapat 100 juta. Tapi saya malah rugi," jelasnya.
Korban lainnya yakni Diksa. Ia mengatakan ikut berinvestasi karena didatangi oleh keluarganya yang bekerja di kantor tersebut. Namun setelah berinventasi, Diksa terus dirayu agar menanamkan modal dengan untung 5 persen setiap bulannya.
Pria ini terpaksa harus menelan pil pahit karena untung yang dijanjikan tidak ada kejelasan. Bahkan dia terpaksa harus kehilangan uang Rp 50 juta. "Saya terus dirayu akhirnya saya kena lagi Rp 50 juta. Ternyata modal saya tidak bisa diambil hingga sekarang," tuturnya lagi.
Reporter: bbn/net