search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ditemukan Mengapung, Mayat ABK Kapal di Benoa Dikira Awalnya Sampah Fiber
Senin, 23 Desember 2019, 21:25 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Warga yang hilir mudik di depan PT SBU Dermaga Barat Utara, Pelabuhan Benoa, Minggu (22/12/2019) digemparkan penemuan mayat anak buah kapal (ABK) yang diketahui bernama Tarjina (23). 

Jenazah korban yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat, kali pertama ditemukan saksi Roberto. Saksi melihat jenasah saat berada di atas Kapal Sanjaya 17. Saksi awalnya mengira jenazah yang mengapung itu sampah fiber

"Saksi duduk di sebelah kanan kapal, saat melihat ke arah bawah ia kaget ada tubuh manusia yang mengapung," ujar Kasubag Humas Polresta Denpasar Iptu Andi Muhamad Yaqin, Senin (23/12/2019). 

Penemuan mayat itu dilaporkan saksi ke Security PT SBU Dermaga Barat Utara. Selanjutnya korban di evakuasi ke darat. 

Sementara saksi lainnya, Suhadi (37) asal Bojonegoro ABK Sanjaya 33 yang tak lain rekan mengatakan jenazah itu adalah temannya bernama Tarjina. 

Sebelumnya korban sempat duduk duduk di atas jaring depan PT SBU, pada Jum'at (20/12/2019) pukul 21.00 WITA. Bahkan, mereka tertidur pulas di atas jaring. 

Esoknya saksi dibangunkan oleh korban untuk mengarahkan kembali ke kapal Sanjaya 17
Sesampainya di atas kapal saksi melanjutkan tidur, sedangkan korban saat itu melanjutkan mencuci pakaian.

Usai terbangun, Suhadi tidak menemukan keberadaan korban dan baru mengetahui kalau korban sudah ditemukan dalam keadaan mengapung.

"Masih diselidiki. Tidak ditemukan tanda tanda kekerasan ditubuh korban," tegasnya.
 

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami