"Raja Oleh-Oleh" Bali Bagi Tips Sukses Berbisnis
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Di tengah ramai fenomena raja-raja baru, raja yang satu ini tetap eksis. Ajik Krisna selaku pemilik Krisna, "Raja Oleh-Oleh" khas Bali ini bisa dibilang sebagai "ahlinya ahli".
Dari satu tempat oleh-oleh di Denpasar, Ajik Krisna kini sudah mengembangkan delapan "outlet" oleh-oleh khas Bali. Belum termasuk toko oleh-oleh yang ada di luar Bali. Apa rahasia suksesnya?
Saat dijumpai di "outlet" oleh-oleh terbarunya di jalan by pass Ngurah Rai, Kuta, Gusti Ngurah Anom atau Ajik Krisna tampak sedang memeriksa barang oleh-oleh yang ada di tokonya. Saat itu ia sedang memeriksa hasil penjualan oleh-oleh kue pie susu, produk oleh-oleh yang dinilai cukup bagus dalam hal penjualan oleh-oleh di tokonya.
Selain pie susu, Ajik juga memeriksa ketersediaan atau stok oleh-oleh lainnya seperti Kopi Bali, aneka camilan, kain dan baju khas Bali, dan aneka produk lainnya yang ada di toko.
Menurut Ajik Krisna, pengawasan langsung di toko ini memang penting dilakukan dalam mengelola bisnis oleh-oleh miliknya, yang kini sudah tersebar di beberapa wilayah di Bali dan luar Bali.
"Memang harus sering-sering dipantau langsung kalau kita punya usaha atau bisnis, jadi kita bisa tahu betul bagaimana jalannya usaha, kita bisa lihat parkiran mobil penuh atau kosong? Jika parkiran mobil ramai, toko oleh-olehnya juga pasti akan ramai juga. Hal-hal seperti ini yang sering dilupakan oleh para pengusaha. Baru berkembang sedikit usahanya sudah sering ditinggal pergi atau ditinggal jalan-jalan ke luar negeri," ujar pria ramah ini.
Dengan sering memantau langsung usaha atau bisnis yang dikelola, kata Ajik, maka pemilik usaha akan terhindar dari laporan "ABS" alias Asal Bapak Senang.
"Laporannya dari anak buah aman dan lancar, tapi ternyata tidak begitu kondisinya. Jadi pengawasan langsung ke lapangan seperti ini memang masih penting dilakukan oleh pemilik usaha.
Saat awal-awal membuka toko oleh-oleh, Ajik Krisna memang turun langsung ke lapangan mengawasi usahanya. Mulai mencari atau membuat produk oleh-oleh yang akan dijual seperti baju kaos di Cok Konveksi, mengurus pegawai, hingga mengurus keuangan, semua dilakukannya sendiri.
Namun seiring berkembangnya bisnis, Ajik Krisna mulai mempekerjakan orang-orang yang memang profesional di bidangnya masing-masing.
"Dulu saya tidak pernah mengira (bisnis) akan bisa berkembang seperti ini. Dulu di awal-awal, saya hanya bekerja keras dari pagi sampai malam. Malamnya sampai rumah hitung uang, eh kok banyak, dan bisnis kemudian terus berkembang seperti saat sekarang ini," ujar I Gusti Ngurah Anom yang akrab disapa Ajik Krisna, pemilik jaringan oleh-oleh Krisna, saat berbincang santai dengan Beritabali.com, di Toko Krisna Oleh-Oleh cabang ke delapan, yang berlokasi di By Pass Ngurah Rai Kuta, belum lama ini.
Untuk ukuran sebuah toko oleh-oleh, Krisna oleh-oleh cabang ke 8 ini tergolong megah dan mewah. Seperti memasuki sebuah mall besar atau hotel berbintang, toko oleh-oleh ini dilengkapi eskalator dan lift untuk pengunjung. Juga pendingin ruangan yang sejuk serta berbagai jenis oleh-oleh khas Bali dengan harga yang terjangkau.
"Yang ini (cabang ke 8) memang saya buat untuk memanjakan para pelanggan yang datang. Di bagian lantai bawah bisa beli oleh-oleh, di lantai paling atas ada restoran dengan pemandangan indah ke semua kawasan sekitar seperti hutan bakau di timur, bandara di selatan, dan suasana sekitar. Di sini bisa dapat liat "sunset" dan "sunrise"," ujarnya.
Investasi besar dikeluarkan Ajik Krisna untuk membangun outlet ke 8 ini yang mencapai angka puluhan miliar rupiah. Selain untuk pengembangan bisnis oleh-olehnya, toko oleh-oleh Krisna cabang ke 8 ini juga untuk penataan lingkungan sekitar toko oleh-oleh yang sebelumnya kurang tertata dengan baik.
"Sebelumnya di sini agak kumuh, banyak rumah-rumah bedeng, padahal ini kawasan di lokasi mahal dan bagus. Kemudian saya mencoba untuk bekerja sama dengan kelompok masyarakat setempat dan akhirnya terwujud seperti sekarang ini. Selain membantu menata kawasan yang kumuh, juga membantu mengembangkan wisata hutan mangrove yang ada di bagian timur toko oleh-oleh ini," ujar salah satu pengusaha pembayar pajak tertinggi di Bali ini.
Selain membantu menata kawasan kumuh dan pelestarian hutan bakau, Ajik Krisna juga berharap agar kehadiran toko oleh-oleh ini juga mampu memberi manfaat terutama untuk kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Sebelum membangun tempat ini saya sampaikan bahwa nanti masyarakat sekitar juga akan ikut mendapat manfaatnya. Minimal samalah dengan pendapatan mereka sebelum toko oleh-oleh ini berdiri," ujar pria asal Buleleng ini.
Reporter: bbn/tim