Peguyuban Pinandita Dharma Bhakti, Lestarikan Budaya dan Adat Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Mengawal pelestarian kearifan lokal dan adat Bali, menjadi visi utama Paguyuban Pinandita Yayasan Dharma Bhakti, Pura Puseh Denpasar. Paguyuban ini resmi terbentuk Minggu (31/5), yang diketuai oleh Jero Mangku Kadek Iwan Wirawecana.
Pria yang dikenal sebagai olahragawan dan aktif berorganisasi ini menjelaskan, paguyuban dibentuk untuk mewadahi masyarakat yang ingin mengenal sisi kearifan lokal, adat Bali dan agama Hindu. Saat ini anggota paguyuban mencapai 100 orang yang berasal dari pemangku yang telah lulus menjalani pelatihan bersama Yayasan Dharma Bhakti.
"Tapi kami membuka diri untuk semua pemangku di Bali, yang ingin ikut bergabung. Dasarnya ngayah atau pengabdian," ungkapnya saat diwawancarai Minggu (30/5), didampingi Wakil Ketua, Jero Mangku I Nyoman Manik Sukaryasa.
Jero Iwan mengatakan, sebelum terbentuk, paguyuban ini telah terlibat dalam berbagai kegiatan keagamaan yang digelar pengempon Pura Puseh Denpasar. Meliputi pelatihan kepemangkuan, pelatihan serati dan metatah massal. Kegiatan serupa diupayakan berlangsung secara rutin.
"Tahap berikutnya kita akan buka agenda serupa. Juga akan mengembangkan pelatihan yoga, dan kursus menari Bali," terangnya.
Lebih dalam, Jero Manik menjelaskan Yayasan Dharma Bhakti yang menaungi paguyuban Pinandita ini sangat adaptif.
Kegiatan yang digelar akan sesuai kebutuhan dan persoalan sosial yang dihadapi umat Hindu.
"Kami sangat terbuka, apapun kemampuan masyarakat yang ingin bergabung di sini, misalnya mendalami seni budaya, ada program belajar menari, pencak silat, yoga dan juga mesanti," jelasnya.
Contoh kearifan lokal lainnya, paguyuban ini juga akan menggelar pelatihan memasak makanan khas Bali, seperti lomba lawar. Bagi Jero Manik, paguyuban ini merupakan media pembelajaran untuk mengenal esensi dari adat dan kearifan lokal Bali.
Melalui visi ini, Jero Iwan dan Jero Manik berharap dapat menjadi solusi dari kewajiban masyarakat dalam menjalani kehidupan berbudaya dan beragama. Jero Manik menambahkan, program yang dikonsep paguyuban tetap berpijak kepada literatur tradisional Bali, sepeti sastra dan lontar.
Reporter: bbn/tim