search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Gerhana Matahari Cincin Hari Ini Bisa Dilihat Daring, Ini Situs Resminya
Minggu, 21 Juni 2020, 15:55 WITA Follow
image

bbn/BMKG

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Warga Indonesia yang secara geografis tidak bisa menyaksikan gerhana matahari, Minggu (21/6/2020), dapat tetap melihat fenomena astronomi tersebut secara daring.


[pilihan-redaksi]
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyiarkan proses terjadinya gerhana matahari yang bisa disaksikan di beberapa wilayah Indonesia melalui situs resminya di www.bmkg.go.id/GMC.


Fase awal gerhana akan terjadi pukul 15.09.12 WIB, fase tengah pada 15.17.41 WIB, dan akhir gerhana pada 15.26.21 WIB. Durasi gerhana tersebut berlangsung selama 17 menit 9 detik.


Selain BMKG, institusi lain yang menyediakan siaran langsung proses gerhana matahari, yaitu Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) melalui akun media sosial Instagram @lapanpontianak atau akun media sosial YouTube BPPA Pontianak.


Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Rhorom Priyatikanto mengatakan Indonesia hanya bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian, saat sejumlah negara lain bisa menyaksikan gerhana matahari cincin.


"Akan terjadi gerhana matahari cincin tanggal 21 Juni 2020, tapi tak terlihat dari wilayah Indonesia. Indonesia hanya bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian dari wilayah utara Indonesia," kata Rhorom.


Gerhana matahari cincin pada 21 Juni 2020 bisa disaksikan di negara Arab Saudi, Pakistan, India, Tiongkok, dan Taiwan.


Rhorom mengatakan gerhana matahari sebagian di Indonesia bisa diamati sekitar pukul 15.00 WIB. Di Sumatera, gerhana berlangsung pukul 14.30-15.30 WIB, sedangkan di Sulawesi, gerhana berlangsung sekitar 30 menit setelahnya.


Gerhana matahari cincin terjadi ketika piringan matahari tertutup piringan bulan dan tersisa bagian tepi yang tak tertutup. Hal itu terjadi karena posisi pengamat, bulan, dan matahari hampir segaris. Saat itu, bulan sedikit lebih jauh dari bumi, sehingga tampak lebih kecil dan tak bisa menutupi seluruh piringan matahari.

Untuk melihat gerhana matahari, seseorang wajib menggunakan filter khusus yang dapat menapis 99,999 persen cahaya matahari yang membahayakan mata. Kacamata las juga dapat dipakai untuk mengamati gerhana matahari.


"Yang paling aman adalah melihatnya dari layar HP (handphone) atau komputer dengan cara mencari pengamat yang melakukan video streaming, melalui YouTube misalnya," tutur Rhorom dikutip Antara.

Sumber: Liputan6.com

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami