search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kelihan Dusun Gantung Diri, Begini Wasiat yang Ditulis di Status FB
Kamis, 15 Oktober 2020, 16:25 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

I Made Yudana, 48, Kelihan Dusun Banjar Bukian, Desa Bukian, Kecamatan Payangan nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri

Suami dari Ni Wayan Purni ini gantung diri di sebuah bangunan gubuk yang ada di tengah persawahan, Rabu (14/10) sekitar pukul 11.00 WITA. Korban kelahiran 19 Desember 1972 ini menitipkan pesan wasiat lewat status Facebook. 

Status tersebut berisi permohonan maaf kepada istri, ketiga anak, cucu, rekannya sesama Kadus, Perbekel Bukian, Anggota DPRD Kabupaten Gianyar, hingga Bupati Gianyar Made Mahayastra. Kepada orang yang disebut, korban yang disebut sebagai kader partai ini menitipkan ketiga anak-anaknya agar diberikan pekerjaan. 

Khusus untuk anak bungsunya yang masih kelas 4 SD, korban meminta agar bisa tetap sekolah. Jenazah korban sudah dikuburkan di Setra Adat Bukian, Budha Pon Pujut, Rabu (14/10) petang.

Status terakhir korban di Facebook bertuliskan isinya menyampaikan permintaan maaf kepada teman, keluarga dan masyarakat. Korban juga meminta untuk diantar ke kuburan serta diharapkan untuk mengasuh anak-anaknya. 

Sebelumnya diberitakan, kejadian bunuh diri ini terjadi setelah korban bersama perangkat Desa Bukian melakukan gotong royong. Menurut sepupu korban, I Wayan Kartawan, 48, sekitar pukul 07.00 WITA korban beraktivitas seperti biasa tanpa adanya kejanggalan. Sebagai Kepala Dusun, selanjutnya korban berangkat ke kantor Desa Bukian untuk bersama- sama melaksanakan gotong-royong bertempat di rumah I Wayan Tapa yang beralamat di Banjar Bukian Kawan, Desa Bukian, Kecamatan Payangan.

Selama gotong royong, menurut Perbekel Bukian I Made Junartha korban juga beraktifitas seperti biasa. Usai gotong royong, sekitar pukul 09.30 Wita seluruh Kelian dan perangkat desa pulang ke rumah masing-masing. Namun setiba di rumah, Perbekel Made Junartha yang masih ada hubungan saudara dengan korban terkejut membaca status korban di FB.

Curiga dengan status tersebut, Made Junartha pun mencoba mencari korban ke sawah di sebelah selatan kuburan Desa Adat Bukian. Setibanya di TKP pada sebuah bangunan gubuk beratap genteng berukuran 4 meter x 3 meter, Made Junartha melihat pintu gubuk dalam keadaan tertutup dari dalam.

Selanjutnya Made Junartha mencoba mengecek dengan cara membuka pintu tersebut. Ternyata, korban sudah dilihat menggantung dirinya pada sebuah balok lambang dengan menggunakan seutas tali plastik warna hijau dengan panjang sekitar 1,5 meter. 

Melihat kejadian tersebut Perbekel Bukian Made Junartha langsung berupaya menolong korban dengan memotong tali plastik yang digunakan korban untuk menggantung dirinya dengan menggunakan sabit. Selanjutnya meminta tolong kepada warga masyarakat menurunkan tubuh korban dan membawa korban menuju RSUD Payangan guna mendapat penanganan. 

Saat diturunkan, kondisi tubuhnya sudah lemas dan masih bernafas, akan tetapi dalam perjalanan menuju RS Payangan korban sudah meninggal dunia. Berdasarkan hasil visum dokter, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Pada anus mengeluarkan kotoran, lebam melingkar pada leher korban akibat jeratan. Korban sudah meninggal dunia saat diterima di rumah sakit.

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami