Jerinx Terenyuh Dengar Kesaksian Ibu Kehilangan Bayinya di Persidangan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Terlihat berulang kali, penggebuk drum 'Superman Is Dead' mengusap bagian matanya saat mendengar kesaksian seorang ibu yang harus kehilangan bayi dalam kandungan saat akan melahirkan.
Jerinx nampak terisak sedih. Begitu halnya juga dengan istrinya yang menyaksikan jalannya persidangan di ruang Cakra, Pengadilan Negeri Denpasar, Selasa (20/10). Pada sidang kali ini, pemilik nama lengkap I Gede Ari Astina masih duduk disamping kuasa hukumnya Wayan 'Gendo' Suardana,dkk.,untuk mendengarkan empat orang saksi yang dihadirkan di persidangan terkait kasus dugaan ujaran kebencian terhadap Ikatan dokter Indonesia (IDI) yang dituliskan terdakwa.
Selain dua rekan personil SID, yaitu Eka Rock dan Bobby Cool. Tim kuasa hukum Jerinx juga menghadirkan pasutri asal Mataram NTB yang harus kehilangan bayi dalam kandungan akibat diharuskan untuk menjalani proses Tes Rapid.
"Mohon maaf yang mulia, ada dua saksi kami ingin hadirkan. Namun tidak tercatat dalam berkas, sekiranya yang mulia mengijinkan. Karena ini terkait dengan kepentingan terdakwa. Saksi adalah pasangan suami istri. Saksi yang kami hadirkan ini adalah salah satu korban dari prosedur rapid test," pengajuan Gendo di muka sidang.
Dihadapan Majelis Hakim yang diketahui Ida Ayu Adnyanadewi,SH.MH., pihak kuasa hukum Jerinx juga meyakinkan bahwa Saksi yang dihadirkan mengalami situasi sudah pecah ketuban kemudian dipaksakan rapid test namun berapa jam kemudian bayinya dinyatakan meninggal.
Adalah saksi Gusti Ayu Arianti (23) yang dihadirkan setelah mendapat persetujuan dari majelis hakim karena tidak ada keberatan dari pihak JPU. Dalam keterangannya, saksi mengaku tidak mengenal Jerinx. Namun merasa terpanggil karena apa yang diunggah oleh pria kelahiran 1977 itu di media sosial adalah juga sama jeritan suara hatinya saat kehilangan bayi dalam kandungannya.
Namun saksi merasa tidak punya keberanian untuk mengungkapkan apa yang dialaminya di media sosial. Karena apa yang diunggah oleh Jerinx, akhirnya terjadi juga pada diri saksi. Maka Saksi mengaku sangat ingin memberikan kesaksian untuk menguatkan atau meyakinkan bahwa apa yang diunggah oleh Jerinx SID di media sosial menurutnya adalah sebuah kebenaran.
Diceritakannya, saat itu pagi hari 18 Agustus 2020 yang tidak diingat jamnya. Saksi mengaku merasakan sakit pada kehamilan (tanda melahirkan).
"Saat itu kandungan sudah jalan mau 9 bulan. Saya diantar suami ke RSAD Mataram, oleh petugas tidak bisa langsung ditangani dan harus prosedur untuk rapid test dahulu. Tapi petugasnya bilang tidak ada rapid tes di rumah sakit itu (RSAD Mataram). Disuruh saya rujukan ke Puskesmas," tutur saksi.
Pengakuan saksi tiba di RSAD sudah posisi pecah ketuban. "Suami saya bilang kalau saya sudah pecah ketuban, dan memohon ke petugas untuk segera ditangani. Tapi petugas di RSAD mengaku tidak bisa karena harus melalui prosedur," jelasnya.
Selanjutnya pasutri yang mengakui ini kehamilan kedua kalinya, menuju ke Puskesmas Pagesangan. Di sini, mereka harus antre lagi sekitar 15 menit. Itupun setelah ada Bidan yang melihat dan dibantu untuk lakukan rapid tes. Sekitar satu jam kekuar hasil tes, mereka memutuskan untuk ke rumah sakit Permata Hati dan enggan balik ke RSAD Mataram.
"Selama proses ini, saya terus menghubungi dokter kandungan yang selama ini konsultasi. Tetapi telponnya tidak diangkat. Saya harus jalani operasi, setelah itu dikatakan jika bayi saya sudah tidak bernyawa sejak 7 hari dalam kandungan. Saya bingung dan heran, karena waktu USG dikatakan dokter sangat sehat," aku saksi sambil menangis karena bayi tersebut laki-laki dan sangat dinantikan oleh kakeknya.
Mendengar kesaksian ini, Jerinx yang nampak serius mendengarkan tidak hentinya mengusap air mata. Bahkan sesekali terlihat sesenggukan dan mengusapnya dengan penutup masker yang dikenakan.
Soal kesaksian ini, Jerinx saat ditanya hakim terlihat seperti tidak mampu berucap. Nadanya serak dan hanya mengatakan. "Terima kasih atas kesaksiannya, Saya ucapkan turut berduka atas meninggalnya bayi ibu," tutup jerinx.
Sementara itu soal kesaksian dua rekan sahabat yang juga personil sari SID, lebih banyak pertanyaan soal kedekatan mereka dengan terdakwa. Termasuk juga soal pertanyaan karakter dari penggebuk drum SID, itu.
"Pertanyaannya ya soal hubungan kami dan bagaimana karakter Jerinx. Juga soal sering tidaknya melihat posting-postingan Jerinx selama ini di medsos. Intinya, dia (Jerinx) baik. Jika tidak baik, kami tidak akan baik-baik saja selama 25 tahun ini berkarya. Bahkan terakhir, Jerinx berencana untuk menggelar misi atau acara sosial dengan bermusik. Semacam penggalangan dana untuk kemanusiaan akibat pandemi saat ini," singkat Eka Bassis SID, ditemui di luar sidang.
Reporter: bbn/maw