Usaha Madu Kele-Kele Wahyudi Raup Omzet Rp50 Juta per Bulan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Musibah pandemi Covid-19 menjadi berkah bagi Dr. I Wayan Wahyudi, S.Si., M.Si, pemilik Agrowisata Lebah Royal Honey Sakah di Banjar Sakah, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati.
Madu kemasan Wayan Wahyudi dipercaya mampu meningkatkan imunitas, sehingga banyak kalangan mengonsumsinya saat pandemi ini. Bahkan pria asli Banjar Batuaji, Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati ini raup keuntungan relatif tinggi.
Konsumen madu saat pandemi ini dari berbagai kalangan. Mulai para tenaga kesehatan, pasien Covid-19, orang tanpa gejala yang menjalani karantina hotel, dan masyarakat umum. Suami dari Ni Wayan Purwati ini pun meraup omzet atau keuntungan bersih Rp 50 juta lebih per bulan.
“Sejak pandemi, permintaan madu meningkat 3 kali lipat,” ujar Wahyudi saat ditemui di Agrowisata Lebah Royal Honey Sakah miliknya ini, Jumat (22/1).
Wahyudi meyakini, produk madunya ini sudah beredar hampir seperempat wilayah Bali. “Pemasaran dengan sistem marketing. Saya punya banyak reseller. Contoh di Denpasar, hampir setiap sudut jalan saya punya reseller. Jadi kalau ada orang di Jalan A order, saya langsung kontak reseller terdekat untuk membawakan. Dengan harga dan kualitas sama. Kalau ada complain, langsung ke saya,” ungkap lulusan S3 Program Doktor Ilmu Peternakan Universitas Udayana ini.
Menurut Wahyudi, bisnis penjualan madu tidak saja berdasarkan kualitas, melainkan kepercayaan. “Karena kualitas madu dimana-mana sama. Tapi percaya apa enggak?. Karena kesan madu di pasaran itu masih diragukan keasliannya. Orang sering memastikan, madu asli apa palsu?,” terangnya.
Artinya, ketika konsumen sudah percaya dengan produknya, secara otomatis permintaan terus datang setiap saat. “Jadi terus terbentuk jaringan,” jelas Bapak dua anak ini.
Berkat kepercayaan ini lah, usahanya ini kian berkembang. Dengan omset merangkak naik, mulai Rp 1 juta per bulan hingga kini tembus Rp 50 juta.
"Saya mengawali di Tahun 2017. Keuntungan sekitar Rp 1 juta per bulan. Bahkan saya sempat rugi karena banyak faktor, saya terus perbaiki dan perbaiki. Di Tahun 2019 keuntungan bersih kisaran Rp 20 juta," terangnya.
Tak disangka, serangan virus Covid-19 merajalela di dunia bahkan sampai di pelosok-pelosok Bali. Bukannya terdampak, Madu kele-kele justru booming. Karena madu dipercaya berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh. Jadilah omset penjualan madu meningkat 3 kali lipat.
"Hampir sebagian tenaga kesehatan di Bali saya yang suplai madu kele-kele. Mereka perlu untuk penguatan imun, salah satu yang dipakai madu. Hampir semua yang karantina di Bali juga cari madu kesini. Apalagi labkes di Bali," ujarnya.
Kata Wahyudi, orang yang mengalami susah nafas ketika rutin mengkonsumsi madu dalam waktu beberapa hari akan pulih. "Banyak yang sudah membuktikan, kena covid, susah nafas, konsumsi madu hari ketiga normal," ujarnya.
Produk Madu Agrowisata Lebah Royal Honey Sakah dikemas dalam botol khusus. Ukuran 100 ml, 250 ml dan 500 ml. "Harga di pasaran sama. Tapi di reseller berbeda-beda tiap wilayah dan jumlah pengambilan," jelasnya.
Sementara untuk produksi, Wahyudi mengaku tidak bisa sendiri. Pihaknya bekerjasama dengan peternak/petani lokal di Bali dan Sulawesi. "Tergantung permintaan. Saya carikan di Tenganan, Tanah Aron atau Rendang. Jenis Biroi Sulawesi saya ambil. Jenis nyawan lokal Bali, petani Petang Badung saya ambil. Banyak kerjasama dengan petani. Tidak produksi sendiri," jelasnya.
Sementara agrowisata miliknya, selain berproduksi yang diutamakan adalah edukasi. "Disini ada 5 jenis lebah. Dengan sekitar 150 koloni. Sebagai media edukasi bagi yang mau tahu lebih detail bagaimana beternak lebah," jelasnya.
Reporter: bbn/gnr