search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
TPST Mengwitani Telah Produksi 1,5 ton Pupuk Kompos
Minggu, 4 April 2021, 23:10 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Kabid Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung, AA Gede Dalem menyampaikan, di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Mengwitani, Kecamatan Mengwi telah mampu menghasilkan sebanyak 1,5 ton atau 1.500 kg pupuk kompos.

Sedangkan sampah anorganik langsung dibakar dengan incinerator. “Sampah organik yang diterima diolah menjadi kompos. Dalam sehari bisa menghasilkan 1500 kilogram kompos, 60 kampil ukuran 25 kilogram,” jelasnya.

TPST Mengwitani adalah gudang pemilah sampah organik. Di tempat tersebut dilakukan pemilahan sampah dan penyacahan sampah organik untuk dijadikan kompos. Selain menghasilkan kompos, sampah yang lainnya yakni sampah anorganik dibakar dalam incenerator, dengan sudah menerapkan prosedur yang tepat. 

Sampah anorganik yang masuk ke TPST biasanya berupa popok bayi, pembalut, dan plastik bungkus snack. Gung Dalem menuturkan, tidak semua sampah anorganik yang akan dibakar. Pembakaran menggunakan incenerator ini tidak mengotori lingkungan. Pembakaran dalam incenerator dilakukan dua kali pembakaran, masing-masing dengan suhu 800 derajat dan 1.000 derajat.

“Secara teori dan prakteknya, suhu pembakaran yang tinggi dapat menghabiskan zat-zat yang mebahayakan. Selain itu sebelum asapnya naik ke cerobong asap akan disirami oleh sprayer yakni air yang menghujani sisa-sisa pembakaran sebelum keluar melalui cerobong,” paparnya.

Selanjutnya terkait pengujian asap yang dilepas ke udara, pihaknya mengatakan bahwa akan pengujian melalui tim ahli. Namun, karena dalam kondisi pandemi tim ahli yang didatangkan dari Jakarta tertunda. 

“Masalah pengujian kami akan segera menguji. Kami sudah mendapat informasi dalam waktu dekat mereka akan siap menguji, kemungkinan satu sampai dua minggu ini,” ujarnya.

Kemudian terkait kompos  dihasilkan, hingga saat ini belum dijual, namun dibagikan secara gratis kepada yang meminta atau yang memerlukan. 

“Untuk proses penjualan pastinya memerlukan promosi dan pengiklanan. Belum lagi akan bersaing dengan produk kompos milik yang lainnya, karena masing-masing TPST 3R pasti menghasilkan kompos dan menjualnya. Sehingga kami masih menggunakannya sendiri dan memberikan ke masyrakat yang membutuhkan,” tutupnya.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami