Eksotisme Air Terjun Kanto Lampo Dipilih Jadi Lokasi "Peed Aya" PKB Virtual
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Pesona alam asri dan sejuk Air Terjun Kanto Lampo di Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar memikat para seniman. Air terjun ini dipilih menjadi panggung seni secara virtual ajang Pesta Kesenian Bali Tahun 2021.
Sejumlah Seniman dalam pertunjukkan Peed Aya menjajal air terjun Kanto Lampo pada Rabu (12/5) lalu. Lengkap dengan balutan busana dan tata rias, sejumlah Seniman berpose dengan latar belakang air terjun.
"Air terjun Kanto Lampo, Desa Beng Gianyar menyimpan pesona alam nan asri dan sejuk. Eksotisme air terjun dengan tebing dan bebatuan alami inipun dipilih sebagai panggung seni secara virtual jelang pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2021," ungkap konseptor garapan Pawai Peed Aya," ungkap Kadek Wahyudita, saat dihubungi, Jumat (14/5).
Dijelaskan, para seniman berasal dari berbagai sanggar di Bali yang mencoba "menjajal" Kanto Lampo dalam sebuah garapan karya seni Peed Aya atau Parade Agung. "Ini adalah proses perekaman (tapping) pawai virtual "Peed Aya" Pesta Kesenian Bali (PKB) ke XLIII, yang mulai digarap memanfaatkan latar panggung alam," jelasnya.
Tidak saja di Air Terjun, pengambilan gambar untuk pembuatan video Peed Aya juga dilaksanakan di sejumlah lokasi, mulai dari Bukit Campuhan, Ubud, kemudian Pura Besakih Karangasem, Desa Penglipuran Bangli, Kawasan Gunung Kawi Gianyar.
"Selain ada pagelaran, lomba, parade dan lokakarya, mata acara pokok PKB berupa pawai kesenian yang biasanya dilaksanakan secara offline di depan Museum Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi), Renon, kali kini digelar secara virtual. Pawai virtual ini dinamai Peed Aya," terang Wahyu.
Garapan ini didukung para seniman berbakat seperti koreografer Wawan Gumiart, komposer Wayan Sudiarsa, dan Arik Wijaya Palawara dan videonya Bali Pixelart. Wahyudita yang juga tim kreatif PKB 2021 menjelaskan pawai PKB kali ini mengangkat tema "Pratiti Wana Kerthi" yang dimaknai sebagai upaya untuk memuliakan pohon, membangun simponi harmoni semesta raya, menuju kehidupan yang sejahtera dengan jiwa yang maha sempurna.
"Melalui tema ini diharapkan tumbuh kesadaran untuk memaknai dan memuliakan pohon sebagai sumber kehidupan, sumber pengetahuan, sumber kesejahteraan, sumber peradaban, dan sumber penyucian jiwa," ujar Kadek Wahyudita.
Sementara itu, dipilihnya lokasi Air Terjun Kanto Lampo, mendapat respon cukup hangat dari prajuru desa adat, lurah dan pengelola wisata air di Desa Adat Beng Gianyar.
"Terima kasih telah memilih desa Beng sebagai lokasi syuting pawai virtual PKB tahun ini, semoga masa Pandemi ini, destinasi wisata Air Terjun Kanto Lampo di masa mendatang semakin dikenal," kata Jro Bendesa Beng Ida Bagus Putu Bawa.
IB Putu Bawa berharap, pandemi ini segera berakhir sehingga sektor pariwisata yang menggerakan perekonomian rakyat bisa pulih kembali.
"Bicara potensi desa adat Beng, sangat banyak, selain air terjun, di sepanjang aliran sungai Kanto Lampo juga terdapat banyak sumber air, bisa untuk melukat, hingga pengobatan dan jalur tracking yang menarik," ungkapnya.
Untuk diketahui, jika tahun 2020 lalu, PKB sempat ditiadakan karena merebaknya pandemi Covid-19, namun pada Juni tahun 2021 ini, hajatan seni tahunan tersebut akan digelar kembali.
Tentu dengan tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Supaya aman dari paparan pandemi, PKB XLIII tahun 2021 dirancang dan dilaksanakan secara daring atau dalam jaringan, dan luar jaringan (luring) dengan peserta terbatas.
Pelaksanaan PKB tahun ini jumlah mata acaranya jauh lebih sedikit dibandingkan PKB sebelum pandemi.
Namun tetap dilaksanakan sebulan penuh, yang rencananya dibuka 2 Juni 2021 mendatang oleh Presiden RI Joko Widodo secara luring.
PKB dibuka dengan pawai yang ditayangkan saat pembukaan, kemudian seperti biasa, ditampilkam pula pagelaran sendratari.
Kali ini akan digelar sendratari berjudul "Japatuan" garapan ISI Denpasar. Kemudian saat penutupan PKB akan digelar sendratari "Wana Parwa" garapan SMKN 3 Sukawati Gianyar.
Mata acara lainnya di antaranya parade gong kebyar, lokakarya tembang macepat, lomba kerajinan, lomba taman penasar, lomba gender wayang, lomba tari barong ket, jegog mebarung, pagelaran drama gong klasik, lokakarya joged bumbung tradisi, pagelaran wayang kulit, lomba pidarta basa Bali.
Pagelaran wayang betel, lokakarya penulisan naskah drama gong, semara pegulingan, lomba desain dan peragaan busana, pagelaran arja klasik, lomba seni lukis wayang klasik, pagelaran gambuh, lomba balaganjur, pagelaran seni virtual, pagelaran gandrung, topeng prembon, genjek pragmentari, lokakarya ngelawang, palegongan klasik, palegongan melampahan, dan sebagainya.
Reporter: bbn/gnr