search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Gunung Nyiragongo Meletus, Ribuan Warga Kongo Mengungsi ke Rwanda
Minggu, 23 Mei 2021, 19:55 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Gunung Nyiragongo Meletus, Ribuan Warga Kongo Mengungsi ke Rwanda

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Gunung Nyiragongo, salah satu gunung berapi paling aktif di dunia, di bagian timur Republik Demokratik Kongo, meletus pada Sabtu (22/5/2021) malam waktu setempat.

Letusan itu memaksa ribuan penduduk di Goma Kivu Utara mengungsi ke Rwanda yang menjadi negara tetangga.

Observatorium Gunung Api dan Perlindungan Sipil mengonfirmasi letusan gunung berapi Nyiragongo pada pukul 7 malam waktu setempat.

Sumber mengatakan lahar tampaknya mengalir ke utara menuju Goma. 

Para saksi di kota perbatasan Rwanda, Rubavu, mengatakan orang-orang yang membawa barang termasuk kasur, koper dan barang pribadi lainnya tiba di Rwanda secara berbondong-bondong saat cahaya merah memenuhi langit di atas kota berpenduduk sekitar 2 juta orang itu.

Distrik Rubavu menerima lebih dari 3.500 warga Kongo yang mengungsi dari letusan, kata Kementerian Manajemen Darurat Rwanda lewat media sosial Twitter.

Ia mengatakan rencana kontinjensi nasional telah dibuat untuk memastikan layanan keselamatan dan kemanusiaan bagi penduduk yang mengungsi.

Pemimpin lokal Gilbert Habyarimana mengatakan kepada wartawan bahwa sekolah dan tempat ibadah telah disiapkan untuk menampung warga Kongo.

Sebelumnya, Gubernur provinsi Kivu, Constant Ndima, mendesak warga yang panik di Goma dan sekitarnya untuk tetap tenang.

Dia mengatakan pihak berwenang akan memberi tahu mereka tentang keamanan setelah mendapat informasi dari orang yang ahli.

Pihak berwenang Kongo mendesak semua pemilik pompa bensin untuk mengosongkan demi menghindari kemungkinan ledakan.

Dokter juga diminta untuk tidak meninggalkan kota tetapi tetap siaga karena pasien akan dievakuasi ke fasilitas kesehatan.

“Masyarakat harus mengikuti instruksi dari koordinator perlindungan sipil provinsi, sesuai dengan rencana kontinjensi yang ada,” kata Ndima.

Pengamat gunung berapi sebelumnya mengatakan mereka menganalisis situasi setelah aktivitas Nyiragongo meletus dengan mengamati dengan percikan merah yang terlihat dari kawah.

Sedikitnya 250 orang tewas ketika Nyiragongo terakhir kali meletus pada 2002 dan 120.000 kehilangan tempat tinggal setelah lahar mengalir ke Goma.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami