Pria Ini Mengaku Pernah Berteman Dengan "Anak Memedi"
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Kata "memedi" (mahluk halus) begitu akrab di telinga masyarakat Bali. Banyak cerita terkait memedi bermunculan di Bali. Mulai cerita orang bertemu dengan memedi, berteman dengan memedi, kawin dengan memedi dan berbagai cerita terkait memedi lainnya.
Salah satu cerita terkait memedi diceritakan oleh penulis Bali, Ida Bagus Arya Lawa Manuaba, kepada Beritabali.com belum lama ini.
Pria yang akrab dipanggil Gus Arya ini menuturkan, pengalaman bertemu dengan sosok yang diduga kuat dari kalangan memedi, dialaminya waktu masih kecil.
"Waktu kecil saya punya seorang teman sebaya, namun hanya saya yang bisa melihatnya, orang lain tidak bisa. Waktu itu saya belum bersekolah, umur saat itu sekitar 4-5 tahun,"tuturnya.
Sosok temannya itu, kata Gus Arya, seperti anak manusia biasa.
"Dia sering memakai baju kaos dan mengaku tinggal di sungai. Dia selalu bilang rumahnya di sungai. Saya pernah mengantarnya hingga ke dekat sungai, tapi tidak pernah mau ikut ke rumahnya. Dia datang tiap pagi dan menemani saya bermain, dan pulang sore hari,"ujarnya.
Namun sosok teman sebaya Gus Arya yang misterius itu tidak pernah dilihatnya lagi setelah ia mulai bersekolah. "Dia tidak pernah datang lagi, tapi saya selalu ingat wajahnya, dia sangat baik, dan dia lebih tua beberapa tahun dari saya," kata Gus Arya.
Pengalaman pernah berteman dengan "anak memedi" membuat Gus Arya penasaran dan berniat untuk menelitinya lebih jauh.
"Saya mencari narasumber sampai ke Lombok, rata-rata mereka tertutup soal itu (memedi). Dari beberapa orang yang pernah saya wawancarai, ada yang mengaku pernah diculik memedi, ada yang mengaku bersuami memedi, namun susah sekali diwawancarai. Ada yang mau cerita sedikit, tapi ada yang bilang "sing dadi orang" (tidak boleh diceritakan). Itu yang membuat saya menjadi penasaran,"paparnya.
Dalam penelitiannya tentang "memedi", Gus Arya menghubungkan teori dalam kitab Purana, karena di sana ada dijelaskan tentang ciri-ciri alam lain di bumi.
"Mataharinya bagaimana, alamnya bagaimana, mahluknya bagaimana, semua ada dijelaskan dalam Kitab Purana. Tapi saya mau mendengarnya langsung dari orang yang pernah ke sana atau yang pernah "diculik" memedi," ujarnya.
Penelitian tentang memedi ini, kata Gus Arya, mempunyai tujuan edukasi dengan harapan bagaimana manusia bisa lebih menjaga kehidupannya.
"Harapan tiang (saya) bagaimana manusia itu agar lebih menjaga hidupnya, kebiasaannya, polusinya, sampahnya, karena itu juga memengaruhi mereka (memedi). Banyak mahkuk (halus) di sekeliling kita. Perbuatan kita di bumi memengaruhi mereka. Sama seperti kita bertetangga di BTN (perumahan). Tetangga kita yang tidak kelihatan itu mahluk hidup juga, mereka bisa melihat kita, karena mereka hidup di dimensi yang lebih tinggi dari kita,". Jika kita ribut atau berlaku kurang baik, tentu mereka akan terganggu atau terpengaruh juga," ujarnya.
Reporter: bbn/tim