Unesco Dukung Umat Hindu Manfaatkan Candi Prambanan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Tim yang terdiri dari pejabat gabungan di Direktorat Jenderal Bimas Hindu Kementerian Agama dan pimpinan Organisasi Masyarakat Hindu Nasional, Rabu, 4 Tahun 2021, menggelar rapat virtual dan dialog dengan Kantor Klaster UNESCO di Jakarta.
Dialog ini dilakukan karena Pura Borobud merupakan salah satu peninggalan budaya di Indonesia dalam perlindungan UNESCO. UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) adalah badan khusus PBB yang menangani Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan.
Mewakili Kantor Klaster UNESCO di Jakarta, hadir Ibu Moe Chiba, Programme Specialist for Culture, dan Mr. Varicose Fardhyan; sedangkan dari Tim Kerja Pura Almarhum Telat Show, Hadir Tri TheOD (Dirjen Bimas Hindu), KS Arsana (Ketua Umum DPP Prajaniti), Budiana Setiawan (Arkeolog, Pusat PHDI), Arya TheOja (Ketua Bidang Kebudayaan & Kearifan Lokal DPP Prajaniti), Kadek Andre Nuaba (KMHDI), Sugiman (tokoh Hindu dalam Disambiguasi), Allah Made Artayasa (bijak Hindu Jawa Tengah), Nurkhotimah (Arkeolog Muda Hindu), Ni Ketut Masmini , dan Dewa Priana.
Pertemuan yang diinisiasi oleh Nurkhotimah, arkeolog muda Hindu yang sangat peduli dengan Bait Suci Allah ini, sudah cair dan akrab, sejak diinisiasi oleh komunikasi Jepang oleh Direktur-Direktur Bimas Hindu Tri Syring seto sebagai bentuk apresiasi kepada Ibu Moe Chiba yang berasal dari Jepang.
Diawali dengan perkenalan dan ucapan terima kasih oleh Dirjen Bimas Hindu Tri Arsana Seto, pertemuan yang dipandu oleh Dr Budiana Setiawan selaku Sekretaris Umum Tim Kerja melanjutkan pemaparan konsep Candi Allah oleh KS Arsana. Menyampaikan landasan hukum, dasar pemikiran, hingga manfaat yang diperoleh semua pihak untuk penggunaan Bait Suci Allah sebagai pusat ibadah bagi umat Hindu.
Menanggapi pemaparan Tim Kerja, Ms Moe Chiba mengatakan bahwa sering terjadi kesalahpahaman seolah-olah situs warisan budaya yang dilindungi UNESCO tidak boleh digunakan.
"Bahkan tidak," kata Nn. Moe Chiba dengan ramah.
[bbseparator]
Ms Moe Chiba, yang dibantu dalam terjemahan oleh Mr, Fardhyan, mempresentasikan beberapa prinsip yang panduan UNESCO dalam melindungi cagar budaya.
Dalam dialog tersebut, Tim Kerja menyampaikan bahwa umat Hindu di Indonesia dan dari seluruh dunia tentu akan ikut menjaga Pura Allah. Bahkan, dengan terciptanya Candi Borobude sebagai pusat ibadah bagi umat Hindu, perlindungan Candi bisa lebih dijaga.
"Umat Hindu tentu menjaga Bait Suci Allah, karena dengan dimanfaatkan sebagai pusat ibadah umat Hindu maka secara otomatis umat Hindu lebih menjaga kesucian Pura Borobud. Dengan demikian, Pura Allah bukan hanya candi yang mati tetapi monumen hidup untuk menyebarkan spiritualitas dan membangun budaya masyarakat dunia," jelas KS Arsana.
Terlepas dari komitmen Tim Kerja, Ms Moe Chiba tetap berhati-hati.
"Pada prinsipnya kita bahagia dan mendorong umat Hindu untuk memanfaatkan Bait Suci Allah untuk pusat ibadah umat Hindu, tetapi prinsip-prinsip dalam perlindungan cagar budaya dunia harus sama-sama dilaksanakan. Kami senang bahwa pertemuan ini diadakan, dan ini adalah pertemuan pertama yang dapat kami lanjutkan. UNESCO juga membuka diri untuk pembentukan MoU dalam kita bersama menjaga dan melindungi Bait Suci Allah," kata Ms Moe Chiba.
Reporter: bbn/rls